Uncategorized

Cilamaya 126 Hari Tanpa Hujan

CILAMAYA, RAKA – Kekeringan ekstrem berpotensi melanda sebagian wilayah di Kabupaten Karawang. Hal itu berdasarkan pantauan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi, Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn mengatakan, suatu daerah dikatakan kekeringan ekstrem jika tidak ada hujan berturut-turut dari 60 hari. Selain Indramayu, Cirebon dan Majalengka, kondisi serupa juga berpotensi terjadi di hampir seluruh kecamatan di Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Sumedang dan Sukabumi. Selain itu, potensi yang sama juga terjadi di sejumlah daerah di Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Bandung, Pangandaran dan Bogor. “Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, yang mengalami HTH 136 hari,” ujarnya.

Menurut Faiz, distribusi curah hujan dasarian I September 2019 umumnya wilayah Jawa Barat tidak mengalami hujan atau masuk dalam kategori rendah (0-10 mm/das). Hanya ada sejumlah wilayah yang mengalami hujan rendah (10-50 mm/das) yaitu Bogor tengah, Cianjur utara, Bandung Barat bagian utara. “Menghadapi musim kemarau ini, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi bahaya kekeringan, akibat semakin berkurangnya ketersediaan air di sumber-sumber air, krisis air bersih, meningkatnya potensi gagal panen dan kenaikan harga komoditas pertanian,” tuturnya.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung pada BMKG, Tony Agus Wijaya, mengatakan jika dibandingkan tahun lalu, awal musim hujan tahun ini mundur antara satu dasarian (10 hari) sampai dua dasarian (20 hari). Kemunduran ini disebabkan suhu laut di Indonesia tahun ini lebih dingin satu hingga dua derajat Celcius, sehingga uap air dan curah hujan berkurang. “September ada potensi gerimis, Oktober secara bertahap hujan meningkat, dan November masuk musim hujan.”

Ia menambahkan, berdasarkan monitoring hari tanpa hujan (HTH) Jawa Barat pada 31 Agustus 2019, sebagian besar wilayah Jawa Barat memiliki status HTH di tingkat awas, yakni kekeringan ekstrem karena tidak hujan lebih dari 61 hari. Bahaya kekeringan ini biasa terjadi di kawasan yang sudah tidak turun hujan lebih dari 61 hari. Hal ini bisa menimbulkan penipisan persediaan air sungai, danau, dan waduk, yang akhirnya berakibat krisis air bersih dan gagal panen.

Sampai akhir Agustus 2019, kecamatan dengan HTH tertinggi adalah Cilamaya Kulon 126 HTH, Rengasdengklok 124 HTH, dan Kecamatan Pebayuran di Kabupaten Bekasi dengan 124 HTH. (psn/rp/tr)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button