DIDATA : Polisi mendata ratusan pelajar yang diamankan di Mapolres Metro Bekasi Kota saat hendak ikut-ikutan aksi demo ke Jakarta
Pelajar Karawang, Purwakarta dan Bekasi Bergabung
KARAWANG, RAKA – Melihat pelajar dari daerah lain berangkat ke Jakarta, siswa sejumlah SMK di Karawang pun ikut-ikutan. Hanya saja, belum juga sampai ke Jakarta, mereka keburu diamankan Polres Metro Bekasi.
Ratusan pelajar yang berasal dari Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, terjaring operasi yang dilakukan petugas kepolisian Polres Metro Bekasi saat perjalanan menuju Jakarta, untuk melakukan demo di gedung DPR RI, Rabu (25/9).
Dalam operasi yang dilakukan di Stasiun Lemahabang, Kedung Waringin, dan Cikarang Timur, para pelajar yang masih menggunakan seragam sekolah langsung diangkut menggunakan mobil truk ke Polres Metro Bekasi. Para pelajar yang terjaring dikumpulkan di lapangan Polres Metro Bekasi, dan langsung dilakukan penggeledahan. Dari hasil penggeledahan ditemukan senjata tajam yang disimpan di dalam tas. Bahkan, beberapa pelajar di bayar sebesar Rp 20 ribu, untuk berangkat ke Jakarta.
Kabag Ops Polres Metro Bekasi, AKBP Muryono mengatakan, dalam operasi ini tercatat ada 278 pelajar, dari 28 sekolah berhasil diamankan. Dari pengakuan para siswa, kata Muryono, akan bergabung dengan teman-temannya yang ada di gedung DPR RI, Jakarta. “Kita masih melakukan pemeriksaan kepada para pelajar, siapa yang menggerakan mereka ke Jakarta,” ujarnya, usai melakukan pendataan kepada para pelajar yang terjaring operasi.
Menurutnya, para pelajar yang mau berangkat ke Jakarta berhasil diketahui karena menumpangi mobil truk yang melintas dan berkumpul di stasiun menggunakan seragam sekolah. Untuk yang membawa senjata tajam sendiri, sampai saat ini masih dilakukan pemeriksaan. “Kalau ada yang bawa senjata tajam akan kita proses sesuai aturan. Kita akan kumpulkan bukti-buktinya. Dari hasil pendataan ini pelajar semua, tapi akan kita kroscek ke sekolahnya masing-masing. Termasuk yang memberikan uang masih kita dalami,” tuturnya.
Ia menegaskan, para pelajar masih dilakukan pemeriksaan lebih dalam untuk mencari tahu siapa yang ada dibelakang mereka. Misalkan ada bukti-bukti yang lengkap kasus ini akan dilanjutkan. Dirinya juga menegaskan, para siswa janjian melalui media sosial. “Kita masih terus dalami. Saya yakin tidak ada pelajar yang berhasil lolos ke Jakarta, karena di Kota Bekasi juga dilakukan hal yang sama,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Karya Utama Karawang, Sudarto menuturkan, tidak menyangka kalau ada penggerekan dari para siswa yang ada di Karawang. Pasalnya, sekarang masih dalam Ujian Tengah Semester (UTS). Walaupun sebenarnya, ia mengaku, mengetahui bahwa akan ada penggerekan dari anak-anak SMK. “Jujur kita tidak menyangka kalau ada pergerakan masa ke DPR RI. Kalau sebatas selentingan kami mendengar ada penggerakan SMK, tapi kami tidak menyangka kalau SMK di Karawang mau ikut, karena sekarang sedang UTS. Kemungkinan siswa yang ikut tidak mengikuti UTS,” ungkapnya saat melihat siswanya di Polres Metro Bekasi.
Ia menegaskan, para siswa yang terjaring operasi mengaku tidak ada yang menggerekan. “Tadi saya tanya kepada para siswa, apa ada yang menggerakan atau tidak, katanya ini fiur dari media sosial, sebatas loyalitas diminta datang ke Jakarta,” bebernya.
Tak hanya siswa SMK Karya Utama, pelajar SMK PGRI Cikampek juga ada yang berangkat ke Jakarta. Mereka berangkat bersama rombongan dari Karawang. “Kita tidak ada yang ngajak demo ke Jakarta, tapi lihat ditatus teman saya ada siswa SMK PGRI yang ikutan,” ujar salah seorang siswa SMK PGRI Cikampek Rizki Dwiyulianto.
Jika pihak sekolah mengizinkan, dia tidak menutup kemungkinan ikut berangkat ke Jakarta. Dia menilai, kebijakan pemerintah sekarang tidak berpihak pada rakyat. “Mendengar informasi yang beredar, katanya hak demokrasi kita secara perlahan dirampas, selain ada kewenangan KPK dibatasi. Kita pasti ikutan demo kalau dibolehin sama sekolahnya. Soalnya ingin mengaspirasikan suara kami, kita berhak sebagai masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SMK PGRI Cikampek H Yayan Sofyan mengatakan, berdasarkan informasi yang beredar di media sosial. Bahwa, ada anak didiknya berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi demontrasi. “Kita tahunya dari medsos, ada siswa kami yang akan berangkat di mengikuti aksi demonstrasi ke Jakarta,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Rabu (25/9).
Hanya saja, dia tidak tahu pasti jumlah siswa yang ikut ke Jakarta. “Saya tidak tahu, jumlah siswa yang akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi demonstrasi, soalnya meraka berangkat tanpa sepengatahuan pihak sekolah,” akunya.
Menurutnya, jika pihak sekolah mengatahui anak didiknya berangkat ke sekolah, tentu tidak akan diizinkan karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan. “Kalau tahu ada berangkat, tentunya akan kami larang, karena bisa membuat orang siswa cemas,” terangnya.
Masih dikatakannya, bagi para siswa yang mengikuti aksi demo ke Jakarta, ketika kembali ke sekolah, tentu akan dilakukan pembinaan. “Kita akan cari tahu, siapa saja berangkat, akan di bina oleh pihak sekolah, karena perbuatan mereka sanagat berbahaya dan membuat pihak sekolah dan orang tua siswa cemas,” pungkasnya. (acu/pra)