PII Sebut Pelajar Dibungkam
TUNJUKAN BENDERA : Pelajar Iislam Indonesia Purwakarta menunjukan bendera organisasi.
PURWAKARTA, RAKA – Sikap pemerintah dalam mengeluarkan larangan terhadap pelajar melakukan unjuk rasa merupakan tindakan pembungkaman mengeluarkan pendapat dan bertentangan dengan tuntuan reformasi. Hal itu disampaikan Pelajar Islam Indonesia (PII) Purwakarta.
Ketua PII Kabupaten Purwakarta Iqbal Amrullah Ibrahim, menyayangkan sikap pemerintah yang tidak memberikan solusi terkait pengakomodiran aspirasi dari para prlajar. “Kami sebagai organisasi yang konsen terhadap pelajar sangat menyayangkan adanya himbauan namun tanpa solusi yang kongkrit dari Pemerintah,” terangnya, kepada Radar Karawang, Kamis (03/10).
Adanya himbauan lelarangan aksi, lanjutnya, sama halnya dengan membungkam hak berpendapat pelajar. “Kalau pelajar tidak boleh menyuarakan pendapat artinya pelajar dianggap tidak berdaulat di negara ini,” ungkapnya.
Ia juga merekomendasikan kepada pemerintah agar mewadahi semangat berpendapat pelajar dan memfasilitasi ruang kebebasan berpendapat. “Saran kami kepada pemerintah sebaiknya pemerintah tidak menutup mata terhadap aspirasi pelajar,” imbuhnya.
Menurutnya, pemerintah sebagai pemangku kebijakan jangan sampai hanya melarang pelajar turun ke jalan saja, namun membuka ruang publik agar pelajar bisa menyampaikan aspirasi tanpa harus turun ke jalan. “Harusnya pemerintah juga membuat ruang aspirasi bagi pelajar, misalkan buat Taman Aspirasi Pelajar agar pelajar dapat mengemukakan pendapatnya tanpa harus turun ke jalan,” tegasnya.
Sementara Riyan Haqi Khoerul Anwar, Ketua Ikatan Pelajar Naudhataul Ulama (IPNU) Purwakarta menyampaikan, berdasarkan beberapa faktor yang pertama aksi demo ini merupakan aksi yang tak jelas. “Tak jelasa dalam rangka apa, apa baiknya untuk pelajar. Yang ada adalah kelas-kelas mereka ditinggalkan dan berkeliaran di luar tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Aksi demo ini dijadikan kesempatan untuk memenuhi kepentingan mereka yang berkepentingan, sehingga pelajar menjadi sasaran utamanya, dampaknya adalah mereka yang tak tahu apa-apa menjadi korban atas kepentingan mereka,” terangnya.
Ia pun mengatakan, pelajar NU sangat taat dan patuh terhadap perintah kyainya, sehingga pelajar NU tidak ikut aksi. “KH Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jawa Timur mengintruksikan kepada seluruh kader NU untuk tidak mengikuti kegiatan aksi demo ini, karena khawatir demo tersebut ditunggangi kepentingan politik untuk melawan pemerintah dan kepentingan asing,” pungkasnya. (ris)