Uncategorized

Usaha Cuci Kendaraan Babak Belur

SEPI: Jasa cuci kendaraan di Kecamatan Tegalwaru sepi konsumen.

PANGKALAN , RAKA – Dampak dari kemarau panjang di Karawang selatan berimbas kepada dunia usaha. Seperti yang dialami oleh pengusaha jasa pencucian kendaraan bermotor, mereka mengeluhkan anggaran tambahan untuk membeli air. Bahkan untuk bisa menyelamatkan usahanya, upah karyawan dipangkas agar bisa beli air. “Setiap hari kami harus beli air per 1000 liter dengan harga Rp70 ribu. Dan agar bisa aman ketersediaan air untuk setiap harinya, upah pekerja yang biasa bagi hasil 60-40 persen, kini harus 50-50 persen. Karena 10 persen kita alihkan untuk beli air,” beber Derry (35) pengusaha jasa pencucian kendaraan bermotor di Kampung Bakanraminten, Desa Cintaasih, Kecamatan Pangkalan kepada Radar Karawang, Kamis (3/10).

Ia mengaku presentase itu cukup adil karena mengingat dari pembagian 50 persen untuk pemilik, harus membayar listrik dan kebutuhan lain sebagai penunjang jasa pencucian seperti sabun, lap dan yang lainnya.

Terpisah, Fifin (37) pemilik pencucian kendaraan lainnya dan berada di Kecamatan Tegalwaru pun menceritakan hal yang sama. Dampak kemarau berimbas ke usahanya yang sudah dirintis tiga tahun. Ia pun harus membeli air 1000 liter per hari.

Hanya saja, proses pembagian berbeda dengan jasa usaha pencucian milik Derry. Dia sudah memberlakukan bagi hasil lebih besar karena mengingat hal yang sama akan terjadi seperti sekarang yaitu menyiapkan anggaran tambahan untuk beli air.

Ia mengaku dampak yang sangat dirasakan yaitu mengeluarkan anggaran lebih agar usahanya tetap berjalan. Ia menjelaskan bukan saja anggaran tambahan tapi pelanggan pun sepi.”Jarang kendaraan yang dicuci saat musim kemarau. Mungkin mobil atau motor tidak cepat kotor karena musim kemarau lebih kena debu saja. Dalam satu hari hanya 20 sampai 25 kendaraan roda empat. Dan roda dua hanya 30 sampai 40,” bebernya.

Dia mengaku harus tetap menjalankan usahanya itu, karena ada sekitar 7 orang karyawan yang mengandalkan hidupnya di tempat pencucian kendaraan.

Fatur atau biasa dipanggil Komeng (39), pegawai pembersih kendaraan mengatakan, musim kemarau harus sabar menunggu pelanggan. Ia dan rekan seprofesinya harus bisa memberikan jasa pelayanan yang maksimal, agar pelanggan bisa menjadi pelanggan tetap. “Meski kemarau dan kendaraan yang akan dicucinya tidak begitu kotor, pelayanan kami harus maksimal agar pelanggan tidak kecewa,” pungkasnya. (yfn)

Related Articles

Back to top button