Diskualifikasi Pelaku Politik Uang

HADIRI PEMBENTUKAN PANITIA PILKADES: Sejumlah tokoh, aparat Desa Rengasdengklok Utara menghadiri pelantikan panitia sebelas pemilihan kepala desa di aula desa, kemarin.
Paniti Sebelas: Sudah Jadi Rahasia Umum
RENGASDENGKLOK, RAKA – Setiap ada perhelatan pesta demokrasi, selalu diwarnai dengan politik uang. Itu nyata dan ada. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Rengasdengklok Utara menggelar pembentukan sekaligus pelantikan panitia sebelas pemilihan kepala desa (pilkades). Kegiatan tersebut digelar di Aula Desa Rengasdengklok Utara yang dihadiri oleh camat Rengasdengklok, perwakilan Polsek Rengasdengklok, tokoh masyarakat dan wakil dari masing-masing dusun.
Wawan Gunawan, ketua BPD Rengasdengklok Utara mengatakan, usai pembentukan panitia sebelas, nantinya dilanjutkan dengan tahapan administarsi lainnya, seperti pendaftaran bakal calon kepala desa, kampanye dan penyampaian visi misi calon, hingga akhirnya proses pemilihan dan pelantikan kepala desa terpilih. Dia mengaku proses pemilihan pantia sebelas dilakukan secara demokratis. “Alhamdulillah, pembentukan pantia sebelas ataupun panita pilkades berjalan dengan lancar dan tidak ada pihak yang dirugiakan. Seluruhnya menyetujui hasil musyawarah ini,” jelasnya kepada Radar Karawang, Kamis (3/10).
Ia melanjutkan, delapan dusun yang ada di Desa Rengasdengklok Utara semuanya mengirimkan perwakilan untuk menjadi panita sebelas, kecali Dusun Balongjambe. Pihaknya mengaku ada 12 yang mendaftarkan menjadi panitia pilkades, kemudian setelah melakukan penjaringan, maka yang gugur satu orang. “Saya berharap panita sebelas tidak ada yang mengundurkan diri,” ujarnya.
Namun jika kemuadian hari ada panitia pilkades yang mengundurkan diri dengan alasan yang jelas, maka BPD akan menggantikan melalui penunjukan langsung dengan orang yang siap menjadi panitia sebelas. “Mudahan-mudahan setelah terbentuk saat ini bisa berjalan dengan aman, kondusif dan panitia pun melaksanakan tugasnya secara netral,” katanya.
Syaefudin, ketua Panitia Sebelas mengatakan, yang membuat dirinya mendaftarkan diri menjadi panita sebelas, diantaranya ingin mewujudkan pilkades damai sesuai peraturan perundang-undangan yang telah ditetapakan. “Saya ingin melahirkan calon kepala desa yang memenuhi ekspektasi keinginan masyarakat Rengasdengklok Utara,” tuturnya.
Menurutnya, politik uang yang selalu mewarnai pemilihan kepala desa sudah menjadi rahasia umum. Untuk mengantisipasi tidak terjadinya money politik, panitia sebelas akan bekerjasama dengan Pemkab Karawang untuk melakukan pimbinaan secara intens kepada calon kepala desa, sebelum pemilihan. “Apabila ditemukan politik uang, kita akan melakukan tindakan-tindakan yang memang disahkan oleh undang-undang, barangkali memberikan peringatan, teguran dan sebagainya, bahkan mendiskualifasinya apabila memang terbukti,” katanya.
Sri Redjeki, camat Rengasdengklok mengatakan, panitia sebelas yang sudah ditetapkan agar bertugas dengan sungguh-sungguh, dan tidak ada niatan untuk memenangkan salah satu pasangan calon kepala desa. Saat disinggung soal money politik, Sri enggan menjawab. “Panitia sebelas harus menjaga netralitas agar pilkades Rengasdengklok Utara berjalan dengan damai lancar, dan kondusif, dan jangan sampai terjadi money politik,” pungkasnya. (mra)