Kekeringan Mulai Teror Petani
MASA TUMBUH: Pertanian di Desa Pulomulya Kecamatan Lemahabang masih dalam proses pertumbuhan. Kekeringan yang melanda membuat lahan pertanian terancam gagal panen.
PJT Minta Sawah di Lemahabang Jangan Ditanam Padi Dulu
LEMAHABANG, RAKA – Musim kemarau berkepanjangan yang terjadi saat ini, berdampak pada menyusutnya volume air Waduk Jatiluhur. Sumber air bagi para petani Jawa Barat itu, kondisinya dinyatakan di bawah normal.
Untuk itu, Perum Jasa Tirta (PJT) 2 Telagasari menghimbau petani golongan 1 dan 2 untuk tidak melanjutkan tanam pada musim tanam rendeng bulan Oktober. “Dikarenakan air Waduk Jatiluhur sudah di bawah normal, maka untuk golongan 1 dan 2 jangan tanam dulu, sambil nunggu SK Gubernur rencana tata tanam global tahun 2019-2020,” ujar Seksi PJT 2 Telagasari Dudung kepada Radar Karawang.
Menurutnya, imbauan tersebut ditujukan untuk menyelamatkan petani golongan 3, 4 dan 5 yang masih berproses tanam. Maka dari itu, dia mengeluarkan edaran berbentuk surat ini agar petani golongan 1 dan 2 yang sudah panen, agar bersabar dalam melanjutkan proses tanamnya. “Sekarang fokus menyelamatkan yang masih tanam di golongan 3, 4 dan 5,” ucapnya.
Diketahui, untuk golongan 1 dan 2 ini berada di depan Kecamatan Lemahabang dan Kecamatan Tirtamulya. Sementara untuk golongan 3, 4 dan 5 pososinya berada di ujung, seperti Kecamatan Cilamaya Wetan, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kecamatan Banyusari dan Kecamatan Tempuran. “Kalau golongan 1 dan 2 sudah pada panen,” paparnya.
Sementara menurut KUPT Pertanian Lemahabang Dedi Suhendi, meski debit air Waduk Jatiluhur sudah berkurang akibat musim kemarau yang panjang, namun dia memohon agar masa tanam untuk area pertanian golongan 1 dan 2 tidak bergeser.
Lebih lanjut, dia berharap agar keadaan air tetap diatur penggunaannya, sesuai dengan kebutuhan atau sistem kilir giring dan bisa tanam tepat waktu, serta tidak mundur musim tanamnya sesuai jadwal tanam. “Untuk golongan 1 tanggal 1 Oktober dan golongan 2 pada 16 Oktober,” pungkasnya. (rok)