Waspada Kaki Gajah
PENCANANGAN KAKI GAJAH : Warga Purwakarta saat melihat obat kaki gajah yang disimpan di atas meja Posyandu.
- Warga Purwakarta Malas Minum Obat
PURWAKARTA, RAKA – Guna mengobati filariasis (kaki gajah), UPTD Puskesmas Purwakarta menyediakan pos minum obat di setiap posyandu yang ada di Purwakarta.
Namun hal itu terkendala dengan animo masyarakat yang tidak mau minum obat karena menghindari efek samping seperti pusing, ngantuk dan mual.
Kepala UPTD Puskemas Purwakarta Dr Ano Nugraha mengatakan, jika pertama kali meminum obat, efek sampingnya memang kuat, namun jika sudah sering tak akan terlalu terasa. “Padahal kan bagus, jadi cacing darahnya berkurang, kalau ada efek samping ngantuk tidurin,” terangnya, Selasa (15/10).
Ia juga mengatakan, setiap bulan Oktober warga diberikan dua macam tablet 1 jenis tablet DEC obat untuk mematikan mikrofilaria (cacing darah) yang menyebabkan kaki gajah virus tersebut dibawa oleh nyamuk. Obat yang kedua adalah albendazole, ini diberikan untuk membunuh cacing usus, sekaligus memperkuat kerja DEC. “Mulai dari tahun 2015 ada pemberian obat untuk mengantisiapasi kaki gajah setiap Oktober. Untuk data di Kecamatan Purwakarta itu ada satu, itu pun kasus lama tahun 2006. Kaki gajah menimbulkan kecacatan permanen. Tapi kalau sudah diobati tidak akan terjadi penularan. “Untuk usia 2 tahun sampai 5 tahun dapat DEC 1 tablet albendazole, 1 tablet, 6 sampai 14 tahun DEC 2 tablet 1 albendazole, 15 sampai 70 tahun DEC 3 tablet dan albendazole 1 tablet,” paparnya.
Diketahui, bulan Oktober dicanangkan sebagai bulan eliminasi kaki gajah, pihak Puskesmas menyalurkan obat tersebut ke pos minum obat yang ada di 38 Posyandu. “Kalau masyarakat minum obat, efektif menghilangkan cacing darah. Saat ini Purwakarta melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO untuk ambang batas cacing darah di tubuh tidak lebih dari satu persen, Purwakarta di atas 2,4 persen,” paparnya.
Setelah pemberian obat di tahun terkahir ini, katanya, nantinya akan ada pengetesan lanjutan untuk mengevaluasi hasil dari pemberian obat per lima tahun tersebut. “Nanti ada pengetasan ulang enam bulan yang akan datang, nanti dites masih ada gak penduduk yang kena, diambil sempel cacing darahnya, targetnya 2020 Indonesia bebas kaki gajah,” pungkasnya. (ris)