Juru Parkir Beresiko
KUTAWALUYA, RAKA – Dasun (65) warga Kedungmundu, Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, mengatakan menjadi pak ogah di pertigaan SMK Ristek bukan tanpa resiko. Dia mengaku sudah beberapa kali tersenggol motor. “Sudah tidak kehitung keserempet motor, dan itu juga gak ada yang tanggung jawab,” jelasnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, bekerja menjadi pak ogah sudah hampir 20 tahun. Mulai dari pukul 12 siang sampai pukul 18.00. Pengahsilannya setiap hari tidak menentu. “Saya sempat dapat Rp5 ribu sehari. Paling besar Rp50 ribu,” tuturnya.
Dasun mengungkapkan, pekerjaan yang digelutinya mampu membiyai istri dan anak-anaknya sampai dewasa. “Anak saya 8. Dan saat ini yang masih hidup 4 orang,” ujarnya.
Kini Dasun hanya membiya istrinya yang hanya sebagai ibu rumah tangga, kecuali kalau musim panen, istri Dasun bekerja di sawah. “Uang hasil dari parkir itu cukup gak cukup, soalnya ada juga yang gak ngasih, dan saya gak maksa minta,” katanya.
Asep pengendara motor menyampaikan, kehadiran juru parkir atau yang sering disebut pak ogah. di satu sisi untuk menertibkan lancarnya jalan, dan satu sisi membuat macet jalanan juga. “Tapi kalau di pertigaan Ristek ini sangat jarang terjadi kemacetan,” katanya. (mra)