Ahmad Nurjaya
KARAWANG, RAKA – Bantuan Pemerintah Kabupaten Karawang untuk program keagamaan baru menyasar madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, bantuan untuk guru ngaji, guru agama, serta amil. Namun bantuan untuk pesantren tidak ada alokasinya. “Kalau untuk pesantren tidak ada. Tapi ada pembinaan dan pelatihan untuk santri dan para pembinanya,” kata Kasubag Bina Keagamaan Kesra Karawang Ahmad Nurjaya, Selasa (22/10).
Dikatakan Nurjaya, bantuan dari Pemda Karawang untuk program keagamaan salah satunya untuk Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA). Pada tahun 2019, pemda mengalokasikan kegiatan DTA hampir Rp5 miliar. “Kalau untuk DTA ada bantuan operasional penunjang fasilitas sebesar Rp4,9 miliar,” katanya.
Nurjaya menjelaskan, ada 919 DTA yang mendaftar melalui pengajuan proposal serta syarat yang ditentukan. Setiap DTA mendapatkan bantuan yang berbeda tergantung dari jumlah siswa. “Jumlah siswa 90.535 orang. Satu orang siswa mendapatkan bantuan 9.200 per bulan. Diberikan untuk enam bulan,” jelasnya.
Pemberian bantuan untuk DTA pun tidak begitu saja diberikan, tetapi melalui verifikasi dari pemerintah desa, kecamatan, Kemenag dan kemudian dari kesra. Untuk itu, sangat kecil kemungkinannya jika ada DTA yang fiktif. “Setelah Kemenag selesai, kita verifikasi lagi. Kalau sudah oke baru diberikan ke BPKAD. Bantuan langsung diserahkan ke masing-masing DTA,” paparnya.
Mengenai kesejahteraan ustad, diakui Nurjaya, memang belum ada programnya. Namun demikian, sebagai bentuk perhatian terhadap para guru ngaji, Pemda Karawang memberikan insentif berupa bantuan ketika menjelang hari raya. “Kalau untuk guru ngaji sifatnya bentuk perhatian dari pemerintah. Itu dianggarkan Rp12.890.200.000,” ujarnya.
Anggaran Rp12 miliar itu, bukan hanya dibagikan kepada guru ngaji, tetapi juga untuk amil. Adapun rincian jumlah penerima dari program tersebut diantaranya 5.504 guru ngaji, 350 guru RA, 1.449 guru DTA, 400 guru MTs, 750 guru MI, 1.497 guru TPQ, dan 1.118 amil. “Untuk guru Rp1,2 juta, amil hanya Rp800 ribu. Itu sudah direalisasikan,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kasi Pontren Kemenag Karawang Moh Azizi mengatakan, bahwa DTA memang ada bantuan dari pemerintah kabupaten. Hanya saja bantuan tersebut belum bisa didapatkan oleh semua DTA yang ada di Karawang. “Bantuan untuk DTA alhamdulillah membantu meskipun belum semua kebagian. Jumlah DTA 1.015 lembaga,” katanya. Sedangkan untuk pondok pesantren, kata dia, sampai saat ini belum ada bantuan. “Untuk ponpes belum ada,” tambahnya. (nce)