Hasil Jualan Cilok, Bisa Sekolahkan Anak Hingga SMA

CIKAMPEK, RAKA – Meski hanya berjualan cilok keliling, Sarni (75), warga Cikampek Timur, Kecamatan Cikampek, mampu menyekolahkan anaknya sampai lulus SMA.
Hampir setiap hari perempuan yang usianya sudah tak muda lagi ini, berkeliling di Pasar Cikampek 1. Meski tidak berpenghasilan besar. Namun bagi perempuan yang akrab disapa nenek Sarni ini, setidaknya bisa menghidupi ia dan cucunya di rumah. “Setiap hari ibu selalu keliling di Pasar Cikampek menjual cilok,” ucap, Sarni (75), warga Desa Cikampek Timur, kepada Radar Karawang, Rabu (23/10).
Tak hanya itu, dari hasil jualan cilok yang didagangkannya selama seharian hanya diberi upah sebesar Rp20 ribu. Bayangkan saja, kata dia, dari ratusan cilok yang terjual ia hanya mampu meraup upah puluhan ribu. “Bukan punya nenek, jadi dikasih upah sama yang punya ciloknya,” terangnya.
Hebatnya, dari hasil kerja keras nenek Sarni ini, ia mampu berhasil menyekolah anaknya sampai lulusan SMA. Dengan berjualan cilok dan upah seadanya ia hanya ingin melihat anak kesayangannya itu bisa sampai sekolah tinggi. “Alhamdulilah nenek mah walau jualan cilok juga bisa sekolahin anak nenek di SMA,” akunya.
Usai berjualan, nenek Sarni yang hanya tinggal bersama anak kesayangannya itu juga tak hentinya berharap agar putrinya bisa segera dapat diterima kerja di salah satu perusahaan di Karawang. “Baru lulus kemarin, sekarang lagi nyari kerjaan di pabrik,” terangnya.
Anehnya, bagi nenek yang tidak pernah berhenti berjuang demi kehidupan anaknya itu. Untuk bisa diterima kerja di pabrik saja ia harus mengeluarkan uang puluhan juta rupiah. “Kalau mau kerja katanya harus bayar uang dulu Rp10 juta,” ungkapnya.
Demi keinginan putrinya agar bisa diterima bekerja di pabrik itulah, alasan ia tak pernah berhenti untuk bekerja dan mengumpulkan uang dari hasil pekerjaanya sebagai jualan cilok keliling. “Mau nabung dulu makanya nenek kerja,” katanya.
Selain menjadi tulang punggung keluarga, nenek Sarni yang sudah dikenal akrab oleh para pedagang toko di pasar pemda ini juga hanya tinggal berdua saja bersama putrinya di kosan. “Belum lagi biaya kosan sama listik juga sama nenek, belum makan semoga aja anak nenek bisa segera diterima kerja,” harapnya. (acu)