Air Waduk Jatiluhur Menyusut
PURWAKARTA, RAKA – Kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Purwakarta mengakibatkan sejumlah kawasan mengalami krisis air. Hal ini juga berdampak terhadap debit air di Bendungan Ir. H Juanda atau Waduk Jatiluhur.
Pantauan di lapangan, debit air di danau yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Perum Jasa Tirta (PJT) II tersebut saat ini terus menyusut.
Dampak dari penyusutan debit air sangat dirasakan oleh pengusaha perahu yang beroperasi di sekitar Waduk Jatiluhur. Mereka mengaku penghasilan jasa antar penumpang turun drastis. “Sejak air menyusut peminat naik perahu berkurang, kemungkinan para wisatawan malas berjalan kaki karena terlalu jauh,” ungkap salah seorang nakoda perahu di Waduk Jatiluhur, Kahari (42), Jumat (25/10).
Kahari mengaku, setiap harinya kebanjiran wisatawan yang ingin menikmati pemandangan di sekitar waduk di tengah air menggunakan perahu. Apalagi Sabtu-Minggu jumlah pengunjung meningkat. “Tapi kondisi itu hilang begitu saja setelah air menyusut,” ujarnya.
Atas kondisi itu, usaha yang dia lakoni sejak 2006 lalu berdampak untuk kehidupan sehari-hari. Karena penghasilan yang diperoleh tak menentu. Bahkan dalam satu bulan bisa dihitung dengan jari orang yang naik perahu. “Tekor sekarang usaha di air karena enggak menentu. Biasanya ramai tapi sekarang turun drastis,” keluhnya.
Ia mengatakan, untuk ongkos per orang bagi penumpang dibanderol seharga Rp35.000. Perahu miliknya cukup untuk 10 orang. “Kalau sudah 10 orang baru berangkat, kalau kurang, yah nunggu penumpang lain karena biar pas saja untuk satu perahu,” ujarnya. (gan)