Tak Ada Program Baru di Maracang

PENGECORAN : Proses pengecoran yang dilakukan warga Maracang di salah satu ruas jalan. Pengecoran tersebut sumber anggarannya dari dana desa 2019.
PURWAKARTA, RAKA – Anggaran Desa Maracang per tahun 2019 mencapai Rp2 miliar. Pos anggaran yang paling terlihat adalah biaya pembelian ambulans dimana tahun sebelumnya tidak ada.
Penjabat Kepala Desa Maracang Ajo Suparjo mengatakan, saat ini di desanya tidak ada program baru, hanya melanjutkan program kades sebelumnya. “Gak ada program baru, masih melanjutkan program-program yang sebelumnya. Untuk pencairan dana desa tahap pertama bulan April sebesar Rp144 juta, dialokasikan untuk pembangunan jalan serta drainase di RW O2 dan penyertaan modal BUMDes,” ujarnya.
Diteruskannya, untuk tahap kedua, turun pada bulan Juni sebesar 40 persen dari jumlah total dana desa Rp288.472.449, ini akan dialokasikan untuk pembangunan jalan lingkungan dan saluran air di RW 03 RW 04 dan RW 07. “Dialokasikan untuk rapat minggon sebulan dua kali, pengajian rutin bulanan. Lalu untuk santunan guru ngaji, sisa PAD dari bulan Januari sampai bulan Juli sampai Desember ada sekitar Rp9.700.000,” paparnya.
Ia juga mengatakan, karena pasar desa dan perelek nanti akan menghasilkan PAD, kemungkinan besar akan bertambah, sementara untuk yang sudah terealisasi dan dipakai saat ini berjumlah Rp16.900.000 dari PAD Desa Maracang. “Tak ada dana lebih semua sesuai pengajuan, kalau tidak sesuai kan bisa jadi masalah. Untuk korupsi mana bisa kan semua sudah ada LPJ-nya,” paparnya.
Sementara Sekretaris Desa Maracang Abdul Rojak mengatakan, Desa Maracang mengusung konsep desa mandiri tanpa anggaran dari pemerintah dan sifatnya swadaya. “Desa mandiri, maksudnya, tanpa anggaran dari pemerintah kita bisa menggelar berbagai kegiatan seprti dana kematian yang bersumber dari perelek, setiap satu muharam ada santunan yatim piatu dan ibu-ibu pengajian,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, untuk persiapan dana kematian pihaknya sudah mempersiapkan dari tahun 2014 untuk pengumpulan dana dan bisa terealisasi tahun 2015. “Per RW menggelar iuran sebesat Rp100 ribu, di Desa Maracang ada 9 RW jadi totalnya Rp900 ribu, ditambah iuran dari perangkat desa. Untuk santunan kematian besaran per orang diberikan Rp300 ribu,” bebernya.
Lebih lanjut ia berharap, program tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat guna mewujudkam masyarakat yang mandiri. “Harapannya untuk membangun kualitas masyarakat, mentalnya perlu dipersiapkan khususnya generasi muda,” punkasnya. (ris)