Program Budak Angon Terhambat Anggaran
PENUTUPAN : Suasana penutupan program TMMD ke 106 di Lapangan Kampung Cisaat, Desa Cisaat, Kecamatan Campaka.
PURWAKARTA, RAKA – Program pemberian hibah binatang ternak untuk pelajar Purwakarta atau yang kerap kali disebut ‘budak angon’ belum ada penambahan bantuan sejak tahun 2015 lalu.
Program budak angon tersebut ditujukan untuk mengalihkan pelajar dari gempuran teknologi khususunya gadget dan smartphone yang kehadirannya digandrungi para pelajar.
Kasi Perbibitan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Purwakarta Intan Suryani mengatakan, program budak angon tersebut terkendala anggaran sehingga pemberian hewan ternak untuk para pelajar tidak merata. “Ada 26 pelajar SD dan SMP yang diberi bantuan, SMP cuma dua yaitu SMPN 1 Darangdan sama SMPN 6 Darangan. Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan tahun 2014,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, proses seleksi dilakukan perzona, dengan rata-rata 3 kecamatan satu zonasi. Dipilih, berdasarkan penjelasan anak secara rinci soal peternakan, setelah itu ditetapkan 26 orang dengan masing-masing diberikan sepasang domba. “Maunya pertahun ada, tapi keterbatasan anggaran, sekarang lebih fokus pada pemberian asuransi ternak,” paparnya.
Program budak angon sendiri, diberi alokasi anggaran senilai Rp100 juta untuk pemberian domba dan Rp50 juta untuk pemberian ayam buras untuk pelajar. “Kita kasih ayamnya per siswa tujuh ekor. 15 orang untuk penerima ayam buras,” paparnya.
Selain terkendala anggaran, Intan mengaku, terkendala untuk melakukan monitoring ke setiap penerima bantuan khususnya anak SD yang sudah beranjak ke SMP. “Kendalanya karena kita ngasih ke SD dan harus beralih ke SMP ada yang pindah dan kita kehilangan jejak, kita sulit pantau, apalagi di kecamatan yang jauh,” jelasnya.
Meski program budak angon tertunda, saat ini pihaknya tengah memberikan program asuransi untuk peternak khususnya peternak sapi yang mempunyai anak sekolah. “Peternak yang punya sapi kemudian punya anak sekolah yang anaknya juga ikut serta memelihara, mengajukan ke dinas pakai foto kopi KK dan keterangan anak bersekolah baru diajukan untuk pengajuan premi,” paparnya.
Ia juga mengatakan, bayar premi tersebut senilai Rp200 ribu dengan subsidi Rp160 ribu dan Rp40 ribu ditanggung peternak. “Kalau di kabupaten dibayar pemerintah seluruhnya. Rencananya minimal 250 ekor sapi yang diasuransikan. Tergantung anak sekolah, jadi kalau ada peternak 2 sapi dan punya 2 anak sekolah bisa mendaftarkan keduanya. Diperubahan sudah berjalan 2020 mau diteruskan,” pungkasnya. (ris)