Uncategorized

Warga Cikampek Malas Minum Pil KB

CIKAMPEK, RAKA – Berpenduduk 99.570 orang membuat wilayah Kecamatan Cikampek padat penduduk. Meski begitu, tidak semua pasangan suami istri menjalankan program keluarga berencana. Artinya, jika tidak segera diatasi bisa terjadi ledakan penduduk.

Dilihat dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, dari berbagai macam jenis alat kontrasepsi, yang paling banyak diminati oleh akseptor KB adalah suntik yaitu sebanyak 3.037 orang. Kedua adalah implan sebanyak 2512 orang. Lalu IUD 358 orang, kondom 199 orang, pil 174 orang, dan MOW 34 orang.

Melihat data tersebut, akseptor KB berjumlah 6314 orang tidak menyukai meminum pil KB. Dilihat dari berbagai sumber, persepsi masyarakat seringkali masih menjadi faktor penghambat penggunaan alat kontrasepsi seperti pil KB. Antara lain takut gemuk, hambatan dari sisi keyakinan, dan malas untuk minum pil setiap hari. Adanya persepsi masyarakat bahwa penggunaan kontrasepsi dapat disalahgunakan.

Seorang ibu, Minarsih (32) warga Cikampek Barat mengaku lebih memilih IUD dibanding harus menelan pil KB setiap hari. “Kalau IUD kan sekali pasang, sudah. Kalau minum pil KB harus setiap hari,” ujarnya.
Ia mengaku IUD tidak terlalu berdampak terhadap kesehatan. Beda dengan pil KB yang katanya membuat para ibu lebih gemuk. “Biasanya kalau yang minum pil KB suka gendut-gendut,” tuturnya.

Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K) dalam seminar bersama PT Bayer, baru-baru ini, mengatakan, ada beberapa ketakutan yang akhirnya berujung mitos atau fakta. Pertama, adalah penggunaan Pil KB bisa membuat kandungan kering. Menurut dr. Andon, zaman dulu dunia medis memakai dosis yang sangat tinggi. Dosis tersebut menggunakan hormon yang sangat kuat untuk mencegah terjadinya kehamilan. “Maka saat ini cukup gunakan dosis yang sangat rendah. Itulah sebabnya jangan sampai lupa minum sehari saja. Lupa sehari saja bisa jadi anak. Beda dengan pilkada yang kalau sudah jadi lupa,” katanya tertawa.
Sehingga tak tepat lagi jika Pil KB dikatakan akan membuat rahim kering. Sebab hormon yang digunakan sudah sangat rendah. “Kuncinya harus rutin, pakai timer. Harus diingatkan tak boleh lupa. Nanti kebobolan,” ungkapnya.

Ketakutan kedua, penggunaan Pil KB memicu kanker payudara. Menurut dr. Andon, dulu penggunaan hormon estrogen yang digunakan memang sangat tinggi sampai membuat kepala pusing dan payudara kencang atau gangguan hormon. Saat ini sudah tak lagi. “Namun memang seseorang yang sudah punya riwayat kanker rahim atau payudara tak dianjurkan pakai kontrasepsi hormonal. Namun jika menggunakan pil KB usia reproduksi bisa cegah kanker payudara. Terutama bagi perempuan yang mengalami gangguan keseimbangan hormon, hormon estrogen lebih seimbang,” tandasnya. (psn)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button