Uncategorized

Kios Dibanderol Rp16,5 Juta per Meter

CILAMAYA WETAN, RAKA – Revitalisasi Pasar Cilamaya akhirnya secara bertahap jadi dilakukan. Lebih dari 250 pedagang Pasar Cilamaya menggelar rapat akbar bersama pemrakarsa revitalisasi Pasar Cilamaya, PT Barokah Putra Delapan di aula kantor Kecamatan Cilamaya Wetan, Selasa (2/10) kemarin.

Selain menyimak pemetaan denah dan gambaran pembangunan pasar semi modern di atas lahan seluas 13.750 meter, para pemilik kios yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Pasar Cilamaya (IPPC) juga negosiasi soal harga kios pascapembangunan pasar dengan sistem BOT (Build Operate Transfer). Diketahui, BOT merupakan bentuk perjanjian kerja sama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian BOT, dan mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah jangka waktu perjanjian berakhir.

Perwakilan PT Barokah Putra Delapan, Rahmat Winardi mengatakan, rapat akbar ini digelar sebagai jawaban bagi masyarakat pedagang yang ingin tahu lebih dalam soal tahapan revitalisasi Pasar Cilamaya. Rencananya, kalau tidak ada alang melintang, proses relokasi ratusan para pedagang sudah akan dilakukan sekitar pertengahan bulan ini di tempat yang yang sudah disediakan. “Akhir Oktober atau awal November, proses pembongkaran pasar akan dimulai,” ujar Rahmat.

Bersama konsultan, pedagang diberikan penjelasan kaitan denah, lokasi blok kios, luas kios, bentuk bangunan, lahan parkir hingga spesifikasi infrastruktur pasar semi modern ini. Disamping membahas soal harga kios, dan diskusi tawar menawar harga kios yang jumlahnya 684 kios. “Kita ingin tuntaskan lebih jauh bersama para pedagang, jalin kesepakatan, mulai luas kios sampai dengan harga kios dan bentuk kontruksi bangunan dua lantai semi modern ini,” katanya.

Soal luas kios, sebut Rahmat, ada di lantai dasar dengan luas kios terkecil 2.75×2.75 meter, terbesar 3×4 meter dan los 2×2 meter. Ring satu awalnya ditawarkan harga Rp23 juta, kemudian ring dua Rp22 juta dan ring tiga Rp21 juta per meternya. Setelah mempertimbangkan perbandingan dengan pasar semi modern lainnya di Karawang, seperti Cikampek dan Johar. Namun hasil diskusi dan negosiasi tawar menawar antara pedagang dengan pihaknya, hasilnya disepakati bersama bahwa ring satu jadi Rp16,5 juta, ring dua Rp15,5 juta dan ring tiga Rp14,5 juta per meter. “Hasil kesepakatan dibubuhkan lewat berita acara dan kesepakatan bersama setelah menempuh tawar menawar yang cukup alot. Sekarang tinggal menggelar rapat lanjutan untuk membahas uang muka dan juga sistem pembayarannya dan proses tahapan relokasi,” ujarnya.

Perwakilan pedagang Pasar Cilamaya, H Asep mengatakan, sebelumnya dia dan pedagang lain tidak setujui tawaran kios Rp23 juta per meter, karena Pasar Cilamaya betapapun disebut semi modern pascapembangunan yang prosesnya dua tahun itu, adalah pasar kampung yang tidak bisa disamakan dengan pasir di wilayah kota pada umumnya. Apalagi pascakebakaran, transaksi para pedagang saat ini sedang sepi. Namun hasil diskusi, Asep yang memiliki lebih dari 12 kios di Pasar Cilamaya ini, memilih legowo dengan hasil diskusi dan kesepakatan bersama dengan harga ring satu Rp16,5 juta per meter. “Awalnya gak legowo karena kemahalan, begitupun yang lain. Tapi setelah berembuk diskusi bersama, ya mau tidak mau harus siap,” katanya.

Camat Cilamaya Wetan Hamdani mengatakan, para pedagang harus siap dengan segala sesuatu yang terjadi setelah hasil musyawarah ini. Karena itu, wahana musyawarah ini adalah ajang untuk saling bertanya, komunikasi dan menyampaikan aspirasi kepada pihak rekanan. “Tidak ada lagi bahasan revitalisasi tidak siap, karena proses pembangunan Pasar Cilamaya sesungguhnya sudah sejak 2014,” tandasnya. (rud)

Related Articles

Back to top button