Uncategorized

Air Bendung Barugbug Masih Tercemar

MASIH TERCEMAR: Warna air di Bendung Barugbug masih hitam, meski tak sehitam biasanya.

JATISARI, RAKA – Saat ini, kondisi air Bendungan Barugbug Kecamatan Jatisari tidak terlihat hitam pekat dan aroma bau tak sedap tidak terlalu menyangat, bukan berarti tidak tercemar. Hal itu disebabkan karena air hujan.

Kasman (54) Warga Kampung Bakanpintu RT 02 05 Desa Situdam mengatakan, sudah beberapa hari lalu, air sungai Bendungan Barugbug tidak terlihat hitam pekat dan aroma bau tak sedap tidak terlalu menyengat. “Sudah satu mingguan, airnya tidak terlalu hitam dan tidak terlalu bau, soalnya sudah ada hujan dan masuk musim hujan,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Selasa (13/11).

Menurutnya, hal itu berbeda jika di musim kemarau. Airnya hitam pekat dan baunya sangat menyengat, sebab sudah terkontaminasi oleh zat kimia dari limbah perusahan nakal yang membuang Bendungan Barugbug. “Saya harap, perusahaan tidak membuang limbah ke Bendungan Barugbug,” harapnya.

Kades Situdam Iwan Kurniawan mengatakan, permasalahan yang paling signifikan yang ada di wilayahnya, bukan tentang tindak kriminal, melainkan pencemaran air Bendungan Barugbug yang tercemar limbah selama belasan tahun. “Warga merasa kesal dan mengeluh dengan pencemaran air Bendungan Barugbug,” ujarnya,

Apalagi pada saat musim kemarau, lanjutnya, air Bendung Barugbug terlihat hitam pekat dan aroma bau tak sedap pun tercium oleh warga yang jaraknya tidak jauh dari bendungan tersebut. “Sekarang karena sudah memasuki musim penghujan, aroma baunya tidak terlalu tersengat dan air nya tidak terlalu hitam pekat. Tapi masih banyak perusahaan yang nakal membuang limbah ke Bendungan Barugbug,” ungkapnya.

Menurutnya, pencemaran Bendung Barugbug berasal dari perusahaan yang ada di Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta, melintasi aliran Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya. Air dari Bendung Barugbug ini, mengairi sekitar 2.926 hektare lahan pertanian. “Kalau musim kemarau, airnya hitam pekat, bau dan berbusa, sebanyak lima desa yang tercemarnya. Diantaranya, Desa Barugbug, Situdam, Jatisari, Baloggandu dan Cirejag, bahkan sampai ke cilamaya,” terangnya.

Ia mengaku, meski sudah ada upaya dari semua desa, agar pihak perusahaan untuk tidak membuang limbah ke Bendungan Barugbug. Namun hasilya, tetap saja nihil, belum ada tindak lanjutnya. “Semua desa sudah kompak, bahkan sudah melayangkan mediasi ke pihak perusahan, dan satgas citarum harum serta DLHK sudah melanyangkan surat ke provinsi maupun kementerian, tapi tetap banyak banyak perusahaan yang membuang limbah ke bendungan barugbug sampai sekarang,” pungkasnya.(acu)

Related Articles

Back to top button