Uncategorized

Kepala KUA Cilebar Teladan Berkat Kampung Santri

MENGAJI: Sejumlah remaja rajin mengaji sejak program Kampung Santri berjalan di Kecamatan Cilebar.

CILEBAR, RAKA – Biasanya orang mendatangi Kantor Urusan Agama (KUA) untuk mengurus soal pernikahan, tapi saat ini masyarakat yang berkunjung ke KUA untuk konsultasi urusan agama yang lebih global.

Deni Firman Nurhakim, kepala KUA Cilebar mengatakan, masyarakat mulai berdatangan ke KUA bukan hanya untuk mengurus soal nikah semata, melainkan juga mengikuti pembinaan khutbah Jumat, konsultasi soal manajemen masjid, bahkan mengajukan sertifikasi wakaf. Sehingga hal tersebut dapat merubah pola pikir warga yang tadinya berpikiran bahwa KUA hanya sebatas mengurus pernikahan, dan saat ini mulai memahami bahwa KUA merupakan pusat pemberdayaan umat Islam tingkat kecamatan. “Kini imaje KUA sebagai lembaga nikah sentris berangsur-angsur mulai berubah menjadi pusat pemberdayaan umat Islam di tingkat kecamatan,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Ia melanjutkan, telah mencanangkan program Kampung Santri di wilayah kerjanya, dan berkat progam tersebut, Deni mendapat penghargaan sebagai Kepala KUA teladan I dari Gubernur Jawa Barat.

Dia mengaku banyaknya industri di Kota Pangkal Perjuangan, tidak hanya berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, melainkan juga berdampak pada penurunan nilai-nilai moral masyarakat di sekitarnya. Menurutnya, program Kampung Santri tersebut diadakan sebagai ikhtiar bersama untuk membendung merembas nilai-nilai negatif industrialisasi kepada masyarakat Cilebar. “Yang dimaksud Kampung Santri disini bukan berarti kampung yang banyak santri atau pesantrennya, melainkan kampung yang warganya dibina bersama, agar bisa berakhlak mulia dan dekat dengan agama seperti santri,” katanya.

Deni menambahkan, program Kampung Santri yang sudah digembrokan pada Januari 2019 tersebut, juga diinisasi oleh kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang. Pada kegiatan Kampung Santri, banyak juga yang sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat, seperti gerakan maghrib mengaji dan pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid. (mra)

Related Articles

Back to top button