Karawang

Tugas Berat Kolecer

MEMBACA: Anak-anak dan para orang tua terlihat asyik membaca buku di kolong jembatan layang Karawang Barat, Senin (25/11). Program Kotak Literasi Cerdas ini cukup menyedot perhatian masyarakat.

Genjot Minat Baca Anak

KARAWANG, RAKA – Masyarakat Kawarang yang sering melintasi taman milenial di kolong jembatan layang Karawang Barat, tentu sudah tak asing dengan kotak biru yang berada di tengah taman tersebut. Ya, itu adalah Kolecer (Kotak Literasi Cerdas) yang merupakan hibah dari Pemprov Jawa Barat, sejak April lalu guna meningkatkan minat baca. Tugasnya sangat berat. Karena sudah diketahui umum, minat baca masyarakat sangat rendah.

Ketua Pengelola Kolecer Karawang Almira Mardika Puteri menjelaskan, dia dan timnya merupakan relawan yang diseleksi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Karawang. Tugas mereka mengajak masyarakat agar mau mambaca buku yang tersedia di Kolecer, teruatama anak-anak di lingkungan sekitar. Mereka biasa mengajak masyarakat dan memberi informasi tentang Kolecer melalui sosial media. “Sementara saat ini ada 13 orang relawan. Alhamdulillah mereka datang sendiri bersedia membantu kami tanpa ajakan atau imbalan apapun,” tuturnya kepada Radar Karawang, Senin (25/11).

Ia mengatakan, setiap hari Senin sampai Jumat Kolecer dibuka bagi masyarakat umum, mulai pukul 6 pagi hingga pukul 5 sore. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu, waktunya lebih fleksibel. Tak hanya itu, mereka juga kerap mengadakan event rutin setiap bulannya bekerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya mahasiswa Unsika yang membuat program memperkenalkan sastra lokal Karawang kepada anak-anak yang biasa membaca di Kolecer, sosialisasi pelajar sadar hukum oleh Forum Pelajar Sadar Hukum (FPSH), dan kegiatan melukis totebag kerjasama dengan Politeknik Perikanan dan Kelautan Karawang.

Saat ini baru ada satu Kolecer di Karawang, yang awalnya hanya mempunyai 80 koleksi buku. Seiring waktu banyak hibah dari masyarakat yang menyumbangkan buku hingga saat ini total koleksi sejumlah 167 buku. Buku-buku tersebut terdiri dari berbagai jenis diantaranya buku anak, buku remaja, teknologi dan lainnya. Sepengetahuannya ada rencana hibah tambahan dari pemprov namun dia sendiri belum tahu pasti perkembangannya. “Ya keluh kesahnya sih ini deket banget sama jalan, kan berisik baca itu ada yang fokus ada yang engga. Bagusnya sih pindahin ke lapang Karangpawitan, seenggaknya di situ kan ada car free day juga,” ungkapnya.

Muhammad Sanusi, salah satu relawan yang baru bergabung mengatakan, sudah lama memantau kegiatan Kolecer di sosial media. Ia yang juga aktif di Forum Taman Baca Karawang mengaku tertarik bergabung karena ingin berbagi wawasan dengan relawan Kolecer. Ia sendiri mengaku hadirnya Kolecer ini sangat bagus, terutama untuk sarana baca anak jalanan. Ia berharap Kolecer disediakan di tiap penjuru kota untuk memudahkan anak-anak untuk membaca. “Sebenarnya budaya membaca itu ada, namun fasilitasnya yang tidak ada,” ujarnya.

Mahasiswa Unsika, Elvina Rahayu mengatakan, dirinya saat ini jarang sekali menemukan anak-anak di lingkungan rumahnya yang mau berbabur bersama teman-temannya, mereka cenderung sibuk dengan gawainya masing-masing. Tapi di Kolecer ini mereka menemukan anak-anak yang berkumpul untuk membaca dan bermain bersama. Hal yang paling menjadi perhatiannya adalah Kolecer ini tidak dikunci karena siapapun dapat membaca buku di dalamnya. “Bahkan kata ketuanya sendiri, kalau ada buku yang hilang gak apa-apa, berarti itu dibaca, benar-benar ada keterbukaan di sini, ayo yang mau baca silahkan datang ke sini,” terangnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button