HEADLINE

Hadiah MTQ Rp930 Juta

JUARA MTQ: Kepala Kantor Kemenag Karawang H Sopian menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba MTQ. Ada 300 juara dari 531 peserta yang mengikuti MTQ ke-28 ini.

Cilamaya Kulon Juara Umum

CILAMAYA KULON, RAKA – Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-38 tingkat Kabupaten Karawang telah berakhir. Kecamatan Cilamaya Kulon keluar sebagai juara umum. Sementara secara ranking, Kecamatan Lemahabang keluar sebagai juara, mengalahkan tuan rumah Kecamatan Cilamaya Kulon dan Kecamatan Klari sang juara bertahan.

Penutupan dilakukan oleh Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsari, Rabu (27/11) malam di panggung utama Lapangan Metro Sumurgede, Kecamatan Cilamaya Kulon. Nominal hadiah mencapai Rp930 juta untuk 300 orang juara, diantaranya juara 1, 2 dan 3 untuk masing-masing cabang lomba. Seperti saat pembukaan, penutupan ini juga banyak dihadiri para peserta disertai anggota keluarga, pelatih dan ribuan masyarakat berkerumun mendengarkan panitia menyebutkan sang juara.

Camat Cilamaya Kulon Basuki Rachmat mengatakan, juara umum ini hasil kerja keras peserta pembina dan official. Camat hanya mendukung kegiatan ini di belakang layar. Namun ia tetap berdoa agar kedepannya bisa kembali juara. “Ini pure hasil kerja keras peserta, pembina dan official. Namun untuk MTQ yang akan datang, saya telah tahu banyak potensi baik di Cilamaya Kulon, kedepan saya akan mendukung penuh kegiatan mereka,” ucapnya.

Kesra Kabupaten Andi Fumi menuturkan, dari 531 peserta secara keseluruhan, 300 peserta berhasil mendapatkan juara dengan 7 cabang lomba. Selain sejumlah uang, para juara juga diberikan sebuah tropi. “Semua juara dari berbagai cabang ada 300 orang juara 1, 2 dan 3 dengan jumlah hadiah Rp930 juta,” ucapnya.

Ia menyebutkan, terdapat beberapa kendala yang ia hadapi selama pelaksanaan MTQ. Diantaranya sarana dan prasarana serta tempat pertandingan yang minim. Ditambah dengan panitia setempat yang tidak begitu aktif, justru panitia dari luar yang aktif ikut membantu. “Panitia lokalnya kurang aktif, untung saya juga banyak dibantu anak-anak pramuka,” ucapnya.

Meskipun di laksanakan di lokasi yang telah di resmikannya sebagai kampung santri, tambah Andi, namun MTQ terasa kurang meriah. Bahkan pengunjung banyak dari luar Cilamaya. “Pengunjung kebanyakan dari luar,” ujarnya.

Selain itu, dia sempat mendengar kabar ada kafilah yang menggunakan qori dari luar Karawang untuk jadi peserta. “Kalau bahasa kita mah ada yang ngebon peseeta luar Karawang, tapi belum kita tindak lanjut,” ujarnya.

Jika qori tersebut nanti juara, terusnya, tidak akan dikirimkan untuk MTQ tingkat provinsi. Karena, peserta yang diutus untuk mewakili provinsi harus asli dari Karawang. “Setelah ini akan dilanjut ke provinsi, dan akan kita bina. Makanya percuma mau curang juga,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsari menegaskan, agar MTQ ini bukan hanya ajang mencari juara, namun lebih dari itu, para peserta yang pada umumnya anak-anak muda generasi Karawang harus bisa mengamalkan isi kandungan Alquran. “Untuk para juara selamat, namun tugas pentingnya itu mengamalkan isi Alquran, karena kitab umat Islam ini Hudallinnas (petunjuk bagi manusia),” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Jimmy ini mengatakan, dengan adanya MTQ, masyarakat Kabupaten Karawang harus bangga. Karena pertama kali Alquran dilantunkan itu di Karawang tepatnya di Desa Pulojaya, Kecamatan Lemahabang oleh Syekh Hasanudin atau biasa masyarakat menyebutnya Syekh Quro. (rok)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button