Tasawuf Bisa Tangkal Radikalisme
BICARA TASAWUF: Diskusi Tasawuf dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Ponpes Al-Muhajirin 3 Sukatani.
PURWAKARTA, RAKA – Tasawuf bisa menangkal radikalisme dan ekstrimisme. Itu terungkap pada diskusi Tasawuf dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 Sukatani.
Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin 3 KH Anang Nasihin MA mengatakan, diskusi interaktif digelar untuk menanamkan kecintaan terhadap khazanah keilmuan Islam. “Bagaimana manfaat tasawuf bisa menangkal radikalisme dan ekstrimisme, harus dikaji intensif dan diarahkan untuk kemaslahatan bangsa dan negara,” ujarnya, Kamis (28/11).
Sementara, KH R Marpu Muhyidin Ilyas MA mengatakan, yang menjadi rahmat bagi semesta alam adalah diri Rasulullah. “Islam sudah pasti melekat dengan Rasulullah, karena Rasulullah adalah rahmatan lil alamin. Maka otomatis Islam adalah rahmatan Lilalamin,” ujarnya.
Marpu menjelaskan, bahwa Rasulullah selalu mengedepankan kasih sayang sekalipun kepada orang yang membencinya. Sikap buruk orang lain terhadap pribadinya dianggap sebagai ketidaktahuan orang tersebut. “Itu yang dilaksanakan Nabi. Sehingga dimanapun dan kapanpun Rasulullah selalu menebar kasih sayang,” ujarnya.
Dikatakannya, ajaran Islam yang paling bisa digunakan menangkal radikalsme adalah tasawuf. Jantungnya tasawuf adalah rahmatan lil alamin. Sudut pandang hakikat tasawuf adalah melihat ke dalam, bukan pada cangkang atau kemasan. “Inilah yang bisa membawa kita tidak bersikap radikal, tidak kasar kepada orang lain,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PC Matan Purwakarta DR H Sri Muldriyanto mengatakan, bahwa peranan tasawuf dalam menghadapi radikalisme adalah dalam kontraradikalisme. Menurutnya, radikalisme adalah akar dari terorisme. Tujuan ilmu untuk membangun pengertian atau pengetahun. Sementara tasawuf adalah untuk membangun kesadaran. “Kesadaran adalah syarat mutlak untuk berislam. Tasawuf adalah jalan, tujuannya adalah untuk membangun cinta. Jadi cinta adalah inti dari tasawuf,” ujarnya.
Di lain pihak, Ketua PC NU Purwakarta KH Bahir Mukhlis menjelaskan, Jatman adalah kumpulan para ahli thariqah yang mutabarah, di dalanya ada banyak thariqah, namun hanya yang diakui sanad silsilahnya secara jelas. “Berthoriqoh untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin, dan terutama untuk menangkal paham radikalisme dan ekstrimisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya. (gan)