GERBANG SEKOLAH

Ratusan Mahasiswa STAI DR KHEZ Muttaqien Wisuda

WISUDA : Prosesi wisudah mahasiswa STAI DR KHEZ Muttaqien Purwakarta.

PURWAKARTA, RAKA – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DR KHEZ Muttaqien Purwakarta menggelar Sidang Terbuka Senat dalam rangka wisuda sarjana ke-25 dan Pasca Sarjana ke-1, Sabtu (30/11) di Ballroom Plaza Hotel BIC Purwakarta.

Wisuda kali ini merupakan wisuda perdana bagi lulusan pasca sarjana Prodi Ilmu Pendidikan Islam konsentrasi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bimbingan Konseling Islam (BKI). Adapun lulusan sarjana merupakan wisuda ke-25.

Ketua Panitia Wisuda Erfiansyah, jumlah magister yang diwisuda sebanyak 14 orang terdiri dari 10 orang konsentrasi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 4 orang konsentrasi Bimbingan Konseling Islam (BKI). Sementara sarjana yang diwisuda sebanyak 114 orang terdiri dari Program Studi PAI 80 orang, Prodi Ahwal Al Syakshiyah/Hukum Islam 10 orang, Ekomoni Syariah 15 orang, Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 1 orang, dan Pendidikan Bahasa Arab 8 orang.

Orasi ilmiah disampaikan oleh Dr. H. Abdul Mukti Bisri, M.Ag, Kepala Seksi Bina Program Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI dengan tema Pendidikan dan Tantangan Disrupsi Revolusi Industri 4.0

Ditemui di tempat wisuda, Ketua STAI DR KHEZ Muttaqien Dr. Imam Tabroni, M.Pd.I mengatakan, bahwa kampus yang ia pimpin akan fokus pada peningkatan mutu sehingga lulusannya memiliki daya saing dan keunggulan yang kompetitif sehingga dapat berkiprah di manapun lulusan berada. “Kita berkomitmen dalam mengembangkan literasi data, literasi teknologi dan literasi komunikasi untuk bisa memberikan perspektif yang lebih luas terkait fenomena yang ada sehingga mahasiswa diperhitungkan khususnya di bidang pendidikan hukum, dan ekonomi guna merespon ekosistem akademik menuju revolusi industri 4.0,” ujarnya.

Pihaknya juga merespon sembilan kriteria yang ditetapkan BAN PT untuk akreditasi institusi dan berdasarkan SN DIKTI berdasarkan 24 standar. “Sehingga kita mampu menjadi kampus yang berkompetisi bukan hanya di wilayah regional ataupun nasional namun kita bisa berkompetisi di level internasional. Seiring dengan tuntutan itu, kita juga berupaya untuk merubah nomenklatur menjadi universitas untuk menyetarakan dengan level kualitas perguruan tinggi di luar negri,” pungkasnya. (ris)

Related Articles

Back to top button