Pede Nyalon Lagi

Pardi Unggulkan Jalan Desa
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Tahun depan, 45 desa serentak menggelar pemilihan kepala desa (pilkades) tidak terkecuali Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Barat. Sang kepala desa, Pardi pun akan kembali bertarung dalam pergelatan enam tahunan tersebut. “Nyalon itu panggilan hati, karena memang kepuasan saat menjabat adalah ketika apa yang kita usulkan itu berhasil,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Senin (2/12).
Ia mengatakan, pencalonannya saat ini agar bisa melanjutkan pekerjaan sebelumnya saat menjabat kepala desa. Masih banyak PR yang belum terselesaikan, karena masa jabatan yang terbatas. “Waktu keburu habis, kita kerja kan terbagi fokus,” tambahnya.
Saat dia menjabat di periode sebelumnya, jalan desa yang sudah dicor hanya sepanjang 250 meter. Hal itulah yang menjadi fokus aspirasi warga desa, sampai akhirnya saat ini kurang lebih sepanjang 10 kilometer jalan Desa Parungsari telah dicor. Sedangkan visi yang dia usung untuk pilkades 2020 nanti adalah menciptakan Desa Parungsari yang adil dan sejahtera. Baginya, visi tersebut berarti pemerataan pembangunan dan pemberdayaan di Desa Parungsari, yang pada akhirnya pemerataan kesejahteraan bagi warganya. Pemerataan juga ditargetkan dalam bidang ekonomi, dengan menghadirkan pelatihan-pelatihan bagi warga agar dapat menambah pengetahuan teknologi sebagai bekal usaha. Ia menawarkan beberapa program utama yang akan dikerjakannya bila kembali terpilih sebagai kepala desa. Pertama, dia akan menindaklanjuti usahanya untuk peningkatan pertanian. Ia mendapati ada masalah pengairan sawah, karena tidak mengalirnya saluran irigasi yang diduga akibat penurunan tanah di daerah hulu. Dia juga sempat mengajukan ke Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk membuat saluran pipa air. “Harapan saya ada pipa sekitar 12 inci yang mengalirkan air ke Desa Parungsari, itu tidak mengeluarkan biaya setiap saat, biayanya sekaligus,” terangnya.
Dia juga berencana mengembangkan potensi ekonomi di Desa Parungsari, terutama potensi kerajinan kursi bambu di Dusun 1. Saat ini potensi tersebut terkendala pemasaran, karena masih berjalan sendiri-sendiri. Ia berjanji kedepan akan fokus mengatasi permasalahan tersebut.
Dia berpikir untuk membuat septic tank bersama untuk dipergunakan oleh empat sampai lima rumah. Hal ini karena masih banyak rumah yang belum mempunyai fasilitas MCK. “Nanti bersama-sama pemeliharaannya,” tuturnya.
Rutilahu juga menjadi program yang dia rencanakan. Selain program perombakan total oleh pemerintah kabupaten, kedepannya dana desa juga diharapkan dapat membantu renovasi ringan, seperti plesterisasi atau pembuatan lubang ventilasi. Adapun dalam bidang keagaaman, sejauh ini dia merasa telah mampu mempererat silaturahmi warga melalui kegiatan peringatan hari besar Islam. Saat itu, dia membuat peraturan agar setiap gelaran PHBI di tiap kampung tidak memiliki jadwal yang bentrok. Hal itu agar semua masyarakat dapat menghadiri, saling mendukung dan bersiltarahmi. “Tinggal melihat, evaluasi saja. Saya tidak bisa mengatakan kita baik, atau menganggap orang lain tidak bakal mampu. Ya itulah yang telah saya kerjakan selama 6 tahun,” pungkasnya. (cr5)