KARAWANG

Maksimalkan Posyandu untuk Cegah Stunting

BAGIKAN BUKU: Dosen Kebidanan Unsika bagikan buku informasi seputar kesehatan saat pengabdian masyarakat.

KARAWANG, RAKA- Persoalan stunting saat ini menjadi perhatian serius Pemda Karawang, karena Karawang termasuk derah rawan stunting.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya. Kondisi ini diakibatkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama sebagai dampak dari pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, terutama dalam periode emas seribu hari pertama kehidupan. Seribu hari pertama kehidupan dihitung sejak 9 bulan anak di dalam kandungan ibu hingga 2 tahun kehidupannya.

Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika Rina Marlina mengatakan, pemerintah menetapkan 160 kabupaten atau kota yang menjadi prioritas stunting. Salah satu provinsi dengan kasus stunting adalah Jawa barat dengan 14 kabupaten, dan Karawang merupakan salah satu kabupaten rawan stunting. “Masalah stunting menjadi salah satu perhatian dan fokus pemerintah, untuk dapat segera ditangani, karena kejadian stunting saat ini sangat menghawatirkan serta dapat mengancam keberlangsungan dan masa depan generasi bangsa,” katanya, saat melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kalisari, Kecamatan Telagasari, baru-baru ini.

Menurutnya, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus stunting ini dengan berbagai macam formula dan program. Namun yang sering terlupakan, bahwa di Indonesia sebenarnya ada program atau system pelayanan kesehatan yang sudah berlangsung cukup lama dan memiliki peran penting dalam upaya preventif terjadinya stunting yaitu Posyandu. “Beberapa posyandu telah melaksanakan SOP posyandu dengan baik, namun juga masih banyak yang hanya menganggap posyandu hanya rutinitas bulanan biasa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, berkaitan dengan ibu hamil, timbang berat badan dan immunisasi,” paparnya.

Sebenarnya, lanjut Rini, jika menelaah lebih dalam, fungsi posyandu amat sangat banyak dan dapat dioptimalkan dalam melakukan Promosi Kesehatan, salah satunya menyampaikan informasi dan edukasi terkait isu ataupun masalah kesehatan kepada masyarakat, dan salah satunya mengenai stunting. “Keadaan tersebut menjadi sumber bagi kami selaku tenaga pendidik dan tenaga kesehatan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang salah satunya yaitu pengabdian kepada masyarakat, untuk berperan aktif menekan bahkan mengatasi salah satu isu kesehatan,” ucapnya.

Dalam kegiatan pengabdian ini, terusnya, mahasiswa memberikan beberapa buku, poster, leaflet dan materi mengenai stunting kepada bidan, kader posyandu dan kepala desa yang dapat digunakan dalam memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan stunting secara berkelanjutan. “Kami berharap, posyandu tidak hanya menjadi tempat menimbang berta badan dan mengukur tinggi badan, pemberian immunisasi saja, namun lebih dari itu posyandu dapat menjadi fasilitas untuk dapat melaksanakan deteksi dini kejadian stunting dan menjadi wadah bagi kader dan bidan,juga tenaga kesehatan lainnya untuk dapat memberikan informasi yang amat sangat penting diketahui oleh masyarakat khususnya dibidang kesehatan ibu dan anak,” pungkasnya. (rls)

Related Articles

Back to top button