Hidup di Tengah Ancaman Abrasi
TUNGGU RELOKASI: Isem terpaksa hidup di bibir pantai Pisangan di bawah ancaman abrasi setiap saat. Dia sebetulnya ingin pindah jika disiapkan tempat baru oleh pemerintah. Soalnya, dia tak memiliki tempat lain.
Mau Pindah tak Punya Rumah Lagi
CIBUAYA, RAKA – Bagi sebagian orang mungkin menginginkan hidup di pesisir pantai, karena dapat merasakan keindahan panorama pantai dan jauh dari suara bising kendaraan. Tapi, gambar indah pantai tersebut tak terlihat di pantai Pisangan.
Isem, warga Dusun Pisangan Desa Cemarajaya yang memiliki rumah sekitar 10 meter dari bibir pantai Karawang Utara ini, selalu dihantui dengan kekhawatiran, sebab saat ini gelombang besar kian mengikis lahan permukiman warga, bahkan rumahnya pun sudah habis disapu abrasi. Bagi Isem, bukan tidak mungkin air laut akan menghabiskan tempat tinggal barunya, jika pencegahan abrasi lambat ditangani. “Sekarang saja sudah berapa kali air laut masuk rumah,” jelas Isem, saat ditemui Radar Karawang di kediamannya.
Meski Isem sudah tinggal selama 38 tahun di pesisir Pantai Pisangan, tapi dirinya tidak kuasa saat ada omabk tinggi ditambah angin kencang dan pihaknya pun memilih untuk meninggalkan tempat tinggalnya. “Kalau ada hujan saya gak terlalu khawatir, tapi saya takut kalau gelombangnya tinggi sama anginnya kenceng,” katanya.
Saat ini, Isem tinggal bersama suaminya di rumah panggung didepan reruntuhan bekas rumahnya yang dihantam abrasi, padahal kebanyakan tetatanganya sudah banyak yang memilih pindah. “Kalau saya mau pindah kemana, paling nanti nunggu direlokasi,” pungkasnya. (mra)