Uncategorized

Melukis untuk Biaya Pesantren

Gita Savitri

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Masa kecil penuh imajinasi. Imajinasi itu juga ada pada diri Gita Savitri (21). Bedanya ia menuangkan imajinasinya melalui gambar. “Dari kecil senang banget nonton kartun sama baca komik, jadi kepo pengen coba bikin (gambar) sendiri,” ungkapannya, Senin 16/12). Ia bercerita, saat SMP baginya menggambar hanya sekadar iseng dan hobi saja, saat itu ia masih terbiasa menggambar tokoh-tokoh kartun.

Saat lulus SMP, mendiang ayahnya pernah menyarankannya untuk membuat lukisan menirukan foto. Namun saat itu ia masih enggan dan menganggap gambar kartun saja sudah cukup untuk menyalurkan hobinya. “Saat ayah meninggal, tiba-tiba hati terketuk buat nyoba belajar sketsa atau ngelukis, setiap hari belajar sampai akhirnya bisa,” ceritanya.

Setelah bisa melukis, anak kedua dari 7 bersaudara ini tetap menganggap bakatnya ini hanya sekadar hobi. Namun tak disangka banyak teman yang menyukai hasil karyanya dan meminta untuk dibuatkan gambar wajah.

Lima tahun lalu, ia hanya mematok harga Rp65 ribu untuk satu sketsa colorfull ukuran A4, dan sekarang ia bersyukur hasil kreatifitasnya dihargai lebih baik yakni RP250 ribu per sketsa untuk ukuran yang sama.

Warga Kampung Ciherang, Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur ini mengaku, dalam sebulan bisa mengantongi uang hingga 1,2 juta dari menggambar, tapi tak jarang juga hanya mendapat 200 ribu. “Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, sambil terus ningkatin skill,” ucapnya lagi.

Untuk bisa menggambar sketsa wajah realistis sebagus saat ini, diakuinya bukan hal yang mudah, dibanding menggambar kartun tentunya banyak perbedaan dalam teknik menggambar.

Suasana hatinya juga kerap naik turun, terkadang sangat antusias untuk menggambar. Terkadang juga merasa sangat malas, bahkan untuk sekadar memulai satu coretan di kertas. Karena tuntutan pesanan mau tidak mau ia tetap harus mengerjakan sketsa wajah dan akhirnya ia pun semakin terbiasa.

Gita saat ini telah menjadi karyawan salah satu pabrik swasta. Setiap waktu senggangnya ia manfaatkan untuk menggambar. Akhir pekan juga dia habiskan waktu untuk menggambar, apalagi jika dadeline yang mepet terpaksa begadang.

Semua ini ia lakukan karena sejak sang ayah meninggal, dirinya menjadi tulang punggung keluarga dan masih harus mebiayai sekolah 5 adiknya. Seluruh gajinya diberikan kepada sang ibu. Adapun pendapatnnya dari menggambar, digunakan untuk membiayai satu adiknya yang pesantren di luar kota.

Kesan berharga dari menggambar adalah melatih kesabaran karena prosesnya yang lama serta mesti hati-hati dan detail. Yang tak kalah menyenangkan adalah saat melihat karyanya jika mendapat apresiasi dari orang lain. Baginya sesuatu yang dilakukan dari hati pasti hasilnya akan baik. “If you love something, fight for it (jika kamu menyukai sesuatu, perjuangkan itu), lebih baik hidup berjuang untuk passion,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button