HEADLINEKARAWANG

Maut di Gua Lele

BERDUKA: Orang tua Alief Rindu Arrafah, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) dipegangi kakak korban, tidak kuat menahan duka saat mendatangi Ruang Instalasi Forensik RSUD Karawang, Senin (23/12).

Tiga Mahasiswa Unsika Tewas Terseret Arus

KARAWANG, RAKA – Simulasi pemetaan kontur Gua Lele di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, yang dilakukan oleh sembilan anggota Mahasiswa Pecinta Alam Unsika dan enam mahasiswa Polibisnis Purwakarta, berunjung petaka, Minggu (22/12) malam.

Tiga anggota Mapala Unsika yaitu Erisya Rifania Putri (20) dan Alief Rindu Arrafah (18) mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Serta Ainan Fatmatuzzaroh (19) mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) meninggal dunia karena terseret arus di dalam gua.

Alumni Mapalaska, Rizki Tedy Setiawan mengatakan, sebanyak 15 mahasiswa turut dalam kegiatan tersebut, mereka terdiri dari sembilan anggota Mapala Unsika dan enam mahasiswa tamu dari Polibisnis Purwakarta. Tujuan mereka masuk ke dalam gua tersebut adalah untuk melakukan simulasi pemetaan kontur Gua Lele yang sebelumnya juga sempat dilakukan pada 2013 lalu. “Sebenarnya ada dua gua. Sebelumnya itu Gua Bau, dan yang hari ini (Minggu) Gua Lele,” terangnya.

Ia menerangkan, tim Mapala Unsika berangkat ke lokasi sejak hari Sabtu (21/12), mereka menginap di atas Gua Lele. Esok harinya mereka membagi dua tim yakni tim darat sebanyak tujuh orang dan tim eksplore sebanyak delapan orang, yang kemudian masuk ke dalam gua pada pukul 11.30 WIB.

Di dalam gua, tim eksplore ini juga dibagi tugas berjaga di setiap pitch dari total 3 pitch yang ada. Pitch adalah lorong gua yang dilaluinya harus menggunakan alat bantu, sulit, vertikal.

Nahasnya, sekitar pukul 14.00 hingga sore, hujan deras turun di daerah tersebut. Namun air datang bukan dari atas, melainkan luapan arus bawah Sungai Cibeet yang masuk ke dalam saluran air ke dalam gua tersebut.

Tiga orang di pitch paling bawah tidak dapat menyelamatkan diri dan terseret arus, hingga akhirnya meninggal dunia. “Air Cibeet masuk melalui lubang yang memang dimana tempat air ini bisa masuk, atau keluar dari pembuangan air di Gua Lele tersebut,” jelasnya.

DIEVAKUASI: Satu dari tiga korban Gua Lele dievakuasi oleh tim gabungan, Senin (23/12).

Berdasarkan data yang dihimpun, tim gabungan dari Pemkab Karawang, Kodim 0604/Karawang, Polres Karawang, Basarnas, BPBD Karawang, Tagana, PMI dan Mapala Unsika melakukan evakuasi sejak Minggu malam pukul 23.30 WIB, hingga Senin pukul 06.00 WIB.

Sebelumnya, sebagian anggota Mapala Unsika mendatangi Polsek Pangkalan melaporkan kejadian tersebut. Dua orang tim rescue Mapala Unsika juga sempat terlebih dulu turun ke dalam gua membawa tabung oksigen. Korban selamat segera dievakuasi ke RSUD Karawang. Adapun ketua Mapala Unsika dan beberapa anggota lainnya dibawa ke Polres Karawang untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, salah satu korban meninggal baru dapat diangkat dan dievakuasi oleh tim gabungan pukul 04.28 WIB, menyusul korban lainnya pada pukul 05.30 WIB dan pukul 06.00 WIB. Ketiga korban langsung dibawa ke ruang instalasi forensik RSUD Karawang.

Kepala Pelaksana BPBD Karawang Asep Wahyu menerangkan, evakuasi korban sulit dilakukan karena terdapat dua titik kontur yang mesti dilakukan vertikal rescue, masing-masing sejauh tujuh meter dan lima meter. Selain itu, Gua Lele bukanlah gua kering, melainkan banyak ditemui genangan air. “Bahkan ada kedalaman air ini sedada, ini yang sulit,” terangnya.

Kendala lainnya adalah akses masuk ke dalam gua yang sangat sempit. Dari mulut gua sampai pitch pertama sejauh tiga meter, akses jalan hanya seukuran badan orang dewasa. Untuk dapat masuk ke dalam gua mesti merangkak sepanjang lubang, yang ternyata berkelok dan naik turun. Setelah itu baru dapat ditemui ruangan dalam gua yang cukup luas. “Gak serta merta kayak kita berdiri, kalau badan agak besar mungkin kesulitan,” paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Gua Lele sebenarnya sudah lama ditutup oleh Perhutani. Para mahasiswa pecinta alam yang datang ke lokasi Sabtu lalu, tidak berkoordinasi dan meminta izin terlebih dulu kepada aparatur pemerintahan setempat. “Mereka tidak izin dulu dengan pemerintahan desa, ya memang tidak bakal diizinkan. Mungkin dengar cerita bagusnya Gua Lele mereka jadi penasaran,” tambahnya.

Biro Kemahasiswaan Unsika Dida Herwanda mengatakan, pihak kampus tidak menerima permohonan izin dari Mapala Unsika baik secara lisan maupun tulisan mengenai kegiatan tersebut. Dia memastikan kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi pihak kampus, agar standar operasional prosedur (SOP) kegiatan benar-benar tersosialisasikan. “Sebenarnya SOP sudah ada, hanya memang ini kan di luar kewenangan, kita belum mengeluarkan izin,” terangnya.

Menindaklanjuti musibah ini, pihaknya akan membicarakannya dengan pembina Mapala Unsika. Dia sendiri belum dapat tindakan apapun karena masih simpang siurnya informasi yang diterima. Mengenai kemungkinan adanya sanksi kepada Mapala Unsika, akan dibicarakan dengan tim kode etik internal. Pihak Unsika bertanggung jawab memfasilitasi pengantaran jenazah ke kediaman keluarganya masing-masing. “Tentunya dari Unsika akan ada santunan kepada keluarga korban,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button