Proyek Jembatan Putus Saluran Air

BELUM DIBUKA: Jembatan baru di Jalan HS Ronggowaluyo, Kecamatan Telukjambe Timur, nampaknya telah rampung. Namun sejumlah masalah belum selesai, misalnya saluran air yang terputus karena pengerjaan jalan jembatan dan tanah arugan yang belum dibersihkan.
Tanah Urugan Dibiarkan
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Proyek jembatan baru di jalan HS Ronggowaluyo, Kecamatan Telukjambe Timur, nampaknya telah rampung. Rabu (25/12) kemarin, sudah tidak ada aktivitas pengerjaan oleh kontraktor, terakhir kali terpantau pada Hari Senin (23/12), beberapa pekerja masih melakukan pengecatan pagar pembatas.
Meski demikian, pengguna jalan masih harus melewati jembatan alternatif sebab akses jembatan baru belum dibuka. “Ya bagus sih kelihatannya, tapi kurang tahu juga kapan dibukanya,” ungkap seorang pengendara bernama Wawan (21), warga Desa Telukjambe yang hari itu melintas.
Ketua RT 23 Dusun Krajan Desa Telukjambe Muhtar mengatakan, jembatan baru akan diresmikan dan dibuka Hari Jumat (27/12) besok, hal itu berdasarkan informasi yang dia terima dari pemborong. Ia sendiri merasa puas dengan keberadaan jembatan baru di lingkungannya, jembatan saat ini lebih lebar dan memiliki pagar pembatas, sehingga lebih aman dilalui ketimbang jembatan yang sebelumnya. “Ya memuaskan lah, karena keluhan masyarakat dari awal sebenarnya jembatan (lama) itu gak ada masalah, cuma gak ada penopang (pembatas),” ujarnya.
Mengenai masih ditutupnya akses jembatan baru, dia tak ingin masyarakat salah paham dan menganggap hal itu karena warga setempat yang sengaja mengulur waktu, agar pengendara tetap melewati jembatan alternatif. Dikatakannya, pembukaan akses jalan tersebut merupakan hak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), dia dan warganya tidak terlibat apapun. Disampaikannya, jembatan alternatif sempat akan dibongkar pada tanggal 23, namun urung dilakukan karena mempertimbangkan waktu peresmian yang masih lama. “Besok rencananya (jembatan alternatif) akan dibongkar, tapi saya tidak tahu teknisnya seperti apa, apakah jembatan baru dibuka juga atau pengendara harus muter ke Galuh Mas,” tuturnya.
Pembangunan jembatan baru ini bukan tidak meninggalkan masalah, dia mengatakan, dampak lingkungan yang terjadi adalah terputusnya saluran air dari lingkungan menuju kali yang disebabkan oleh pengarugan jalan. Masalah ini sejak awal telah dibicarakan dengan pihak kontraktor, namun sampai sekarang belum juga ada penyelesaian. Dia berharap pemda juga dapat memperhitungkan masalah ini. “Kalau belum terselesaikan sudah jelas, ini belum ada reaksi, gitu kan, cuma kami memohon kepada pihak kontraktor dan kepada pihak pelaksana tolong jembatan kami yang tadinya ada saluran air diperhatikan,” ujarnya.
Selain itu, dia juga mengomentari pengarugan tanah di tiap pangkal jembatan yang nampak tidak rapih. Tanah urugan yang dibiarkan begitu saja, menurutnya akan mudah erosi jika terjadi hujan. Ia menilai sebaiknya dua tebing di pangkal jembatan diturap agar tanahnya tidak mudah terseret air. Jangankan terjadi banjir atau luapan air kali, aliran air dari jalan saat turun hujan saja diyakininya bisa mengikis urugan tersebut. (cr5)