Uncategorized

Pengangguran di Tambang Kapur Tamansari

KAPUR: Pertambangan batu kapur di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan.

PANGKALAN, RAKA – Lima bakal calon kepala desa akan bertarung di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Tamansari, Kecamatan Pangkalan, tahun 2020. Diantaranya Joni Karter (39), warga Kampung Bunder RT 002/003. Ia telah membulatkan tekadnya untuk bisa mengamalkan ilmu dan pengalamannya di bidang sosial, agar dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Tamansari. “Atas dasar hati nurani sendiri, saya bernai mencalonkan diri meskipun tidak ada modal (materil),” ungkap pria yang saat ini menjabat sebagai ketua Angakatan Muda Siliwangi (AMS) Kecamatan Pangkalan.

Joni mengatakan, motivasinya mencalonkan diri karena sebagai pribumi ia peduli terhadap putra daerah khususnya generasi muda. Dikatakannya, keluhan masyarakat adalah Desa Tamansari yang masih jauh tertinggal dibanding desa lainnya, meski memiliki sumber daya alam batu kapur yang melimpah. “Sebagian besar masyarakat desa mencari penghasilan dari tambang batu kapur, sayangnya banyak generasi muda tidak terserap sebagai tenaga kerja dalam bidang tersebut,” ujarnya kepada Radar Karawang.

Karena itulah, kata Joni, jika menjadi kepala desa nanti dia ingin mengembangkan sumber daya manusia. “Masalah pengangguran ini kan memang sulit, di desa ini juga tidak ada perusahaan, anggaran desa itu bisa dikelola untuk mengarahkan mereka misalnya mengembangkan UMKM,” paparnya.

Visi Joni adalah terwujudnya masyarakat Desa Tamansari yang tentram, maju, makmur, dan berkeadilan berlandaskan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia mengatakan, tidak banyak menawarkan janji dalam misinya, yang terpenting saat ini adalah bagaiamana keluhan-keluhan masyarakat dapat teratasi dengan baik. Adapun program kedepannya akan berjalan seiring waktu, sambil dia terus menggali potensi desanya.

Keluhan masyarakat yang dia maksud adalah masih minimnya sarana olahraga dan fasilitas umum. Berdasarkan pengalamannya membangun lapangan voli bersama para pemuda di kampungnya, dia ingin hal semacam itu dapat juga terwujud di lingkup yang lebih besar yakni Desa Tamansari. Masalah lainnya adalah kurangnya mobilitas masyarakat untuk berobat jika sakit keras, karena tidak tersedianya ambulans desa yang sebenarnya bisa diupayakan pengadaannya. Ia juga ingin meningkatkan kinerja aparatur desa, karena dirasakannya pelayanan desa kepada masyarakat kurang optimal. “Masyarakat itu sering mengeluh ketika ada kebutuhan datang ke desa itu harus ke siapa, jadi hari kerja itu (pelayanan) tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Ia menuturkan, langkah-langkah tersebut sebenarnya telah lama dia lakukan, hanya saja dalam lingkup lebih kecil dan sesuai kemampuannya. Dicontohkannya, dia kerap membantu biaya berobat atau sekadar memfasilitasi kendaraan untuk warga yang sakit. Ia juga bisa mempersatukan pemuda desa dengan olahraga berkat adanya lapangan voli. Dalam bidang keagamaan dia dapat menggerakkan pemuda untuk aktif dalam momen hari besar Islam. Berdasarkan itulah, dia berpikir jika menjadi kepala desa akan bisa berbuat lebih untuk masyarakat. Jikapun ia tidak terpilih hal itu tidak jadi masalah, dan semua yang telah dia lakukan akan terus berlanjut karena jiwa sosialnya. “Tujuan saya ingin mengabdikan diri, mumpung masih muda, waktunya yang muda yang berkarya,” tambahnya.

Dia juga menceritakan saat ini ada isu bahwa pencalonan dirinya semata untuk memecah suara untuk memenangkan calon lainnya. Kenyataannya tidak demikian, dia menegaskan dirinya tulus dan akan berkehendak sendiri serta tidak ingin menjatuhkan harga diri, apalagi sampai mengorbankan kepercayaan tokoh masyarakat, warga dan simpatisannya. Ia juga ingin menepis pandangan masyarakat yang cenderung menilai negatif tentang LSM. “Saya akan buktikan bahwa saya adalah orang LSM yang bisa berkontribusi positif, masyarakat sudah bisa merasakan pergerakan saya,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button