Uncategorized

Hari Pertama Sekolah di Lokasi Banjir

BUKU DIJEMUR: Sejumlah buku pelajaran sedang dijemur karena basah setelah SDN Karangligar 1 terendam oleh luapan Sungai Cibeet beberapa hari ini. Sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut lumpuh di hari pertama, karena kondisi kelas masih kotor oleh sisa lumpur yang mengering.

Buku Basah, Lantai Kelas Berlumpur Kering

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Banjir yang melanda Kecamatan Telukjambe Barat, awal tahun ini membuat perlengkapan sekolah anak-anak di sejumlah desa rusak. Warga RT 03/01 Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Atem (37) mengatakan, anaknya yang duduk di kelas 2 sekolah dasar terpaksa absen di hari pertama sekolah tahun ini. “Tadi juga gak sekolah, sepatunya basah, buku juga basah,” tuturnya kepada Radar Karawang, Senin (6/1).

Ia mengatakan, sebagian besar anak sekolah yang tinggal di lokasi terdampak banjir mengalami hal serupa. Dia berharap bantuan yang datang bukan hanya berupa kebutuhan sembako, melainkan juga kebutuhan perlengkapan sekolah. Sejauh ini memang belum ada bantuan perlengkapan sekolah yang diterima warga setempat.

Di SDN Karangligar 1, kegiatan belajar mengajar belum berjalan secara efektif. Hari pertama sekolah, para guru dan siswa bersama-sama membersihkan ruang kelas yang kotor akibat banjir setinggi paha orang dewasa. Meski sempat dibersihkan beberapa hari yang lalu, namun lantai sekolah masih kotor sisa lumpur yang mengering. “Tadi bersih-bersih ngepel, kan ngepelnya seadanya waktu hari Jumat tuh, ini juga masih kotor harus dipel lagi,” terang seorang guru, Dedeh Puspitasari.

Belum efektifnya KBM juga disebabkan masih banyak siswa yang tidak masuk sekolah, karena rumah merek masih kebanjiran. Selain itu, meja-meja yang terendam banjir juga belum kering, sehingga belum memungkinkan untuk digunakan. Beberapa hari kedepan kemungkinan para siswa akan belajar dengan lesehan di lantai kelas, dan aset-aset yang diamankan tidak akan diturunkan dulu, khawatir akan ada banjir susulan mengingat prediksi curah hujan yang masih tinggi sampai bulan depan. “Paling hari Rabu juga sudah belajar lagi, Insya Allah sebelah timur sana juga mungkin surut,” ujarnya.

Ia bersyukur sebagian besar buku-buku dan aset lainnya milik sekolah tidak terendam banjir, karena sempat diamankan ke tempat yang lebih tinggi meski banjir merendam semua meja dan lemari. Hanya saja beberapaa buku pelajaran kelas 4 yang berada di kolong meja, juga ikut terendam karena lupa untuk diamankan. Bangunan sekolah sendiri tidak mengalami kerusakan karena banjir. Namun mesin pompa di sekolah tersebut rusak dan sampai kemarin tidak dapat digunakan.

Dedeh berharap ada bantuan untuk memperbaiki pompa air di sekolahnya, karena tidak memungkinkan jia mengandalakan dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Ia juga berharap ada bantuan berupa rak tempel untuk menyimpan buku-buku di tempat yang lebih tinggi dalam mengantisipasi banjir, sehingga tidak perlu repot menumpuk meja seperti yang saat ini dilakukan. “Ya kalau untuk siswa sih semoga ada bantuan peralatan sekolah seperti alat tulis, seragam sekolah, soalnya siswa tuh kebanyakan orang sini semua yang kerendem,” harapnya.

Hal serupa juga terjadi di SMPN 1 Telukjambe Barat. Kegiatan belajar mengajar belum efektif karena seluruh siswa membersihkan ruang kelasnya yang terendam.

Kepala SMPN 1 Telukjambe Barat Mahfudz Alchusaeri mengatakan, hari pertama di sekolahnya juga belum ada kegiatan belajar mengajar. Selain karena siswa disibukkan dengan kegiatan bersih-bersih sekolah, juga masih banyak siswa yang tidak masuk sekolah karena jadi korban banjir, sebagian lainnya terkendala akses menuju sekolah yang terputus karena jalan yang tergenang. Ia mencontohkan, siswa-siswanya yang tinggal di Dusun Tegalluhur, Desa Sukamakmur, yang sampai kemarin jalan desa tersebut masih terendam banjir. “Saat ini masih belum bisa hadir, ada juga yang memaksakan muter (mencari jalan alternatif), ada beberapa lah,” jelasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button