Kompensasi tak Pernah Sampai
MENUNGGU BANTUAN: Warga Dusun Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya belum terima bantuan.
Data Pertamina Belum Tuntas
CIBUAYA, RAKA – Warga terdampak tumpahan minyak mentah Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di laut Jawa Utara Karawang beberapa waktu lalu, masih ada yang belum menerima uang kompensasi.
Kartiyem (80), warga Dusun Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, mengaku pasca kebocoran pipa Pertamina yang berdampak buruk pada masyarakat pesisir hanya baru diberikan bantuan sembako. Kartiyem mempertanyakan soal uang kompensasi yang akan diberikan belum juga diterima, padahal sudah beberapa kali dirinya memberikan identitas diri seperti Kartu Keluarga (KK) dan KTP kepada aparat desa setempat. “Orang-orang udah pada dapat, tapi kita belum, gak tahu kapan,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Rabu (15/1).
Kartiyem menceritakan, saat terjadi kebocoran pipa Pertamina, dia sempat diinfus selama dua hari di rumahnya, akibat menghirup bau minyak mentah yang berceceran di bibir pantai. Kini nenek tua itu berharap mendapatkan uang kompensasi dari pihak perusahaan. “Pengen secepatnya, kalau kelamaan nanti saya keburu bisa mati,” ujarnya.
Hal serupa dikatakan, Warti (50) warga Dusun Pisangan mengaku sampai saat ini dirinya belum menerima uang kompensasi yang dijanjikan Pertamina. “Belum lama ini ada yang dapet lagi, tapi saya belum, padahal dulu udah berapa kali dimintain KK sama KTP,” ujarnya.
Isem, warga Cemarajaya juga mempertanyakan kompensasi tersebut. Dia mengaku sudah dijanjikan akan mendapatkan uang kompensasi. “Gak tahu sebenarnya mau dapat uang atau gak, soalnya udah lama yah, tapi yang lain dapet masa kita gak,” terangnya.
Yonglim Supardi, Kepala Desa Cemarajaya mengatakan setelah kebocoran pipa, pihak Pertamina baru memberikan uang kompensasi tahap I untuk 250 lebih nelayan atau petani tambak yang terdampak di Cemarajaya. Kata Yonglim, rencananya tahap dua akan direalisasikan bulan ini untuk kurang lebih 47 petani tambak atau nelayan. Sementara untuk warga dan lingkungan akan direalisasikan di tahap ke tiga nanti. “Jumlah keseluruhan warga, nelayan, warung yang akan mendapatkan uang kompensasi kurang lebih 500an,” terangnya.
Tak hanya di Cibuaya, nelayan Pasirputih Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon juga mempertanyakan kompensasi Pertamina. Para nelayan yang sebelumnya menerima kompensasi dari pihak Pertamina sebesar Rp1,8 juta untuk tiga bulan itu, ternyata masih belum puas. Terlebih, kompensasi sebagai stimulan dampak oil spill tersebut, disebut-sebut hanya baru uang muka.
Salah satu nelayan Pasirputih Masrukhin mengatakan, nelayan masih banyak yang belum terdata optimal soal kompensasi Pertamina, ada juga yang sudah menerima kompensasi. Kendatipun demikian, nelayan yang sudah menerima pun merasa belum puas dengan komoensasi sebelumnya yang berjumlah Rp1,8 juta. “Penghasilan nelayan melaut saat ini sedang turun drastis akibat paceklik, makanya para nelayan menuntut perhatian dengan merencanakan demo ke pemda,” ucapnya.
Nelayan berharap, agar pertamina melalui pemerintah kabupaten bisa memenuhi tuntutan para nelayan untuk bisa melunasi sisa-sisa kompensasi, sekaligus mengcover nelayan yang sebelumnya belum mendapatkan kompensasi sepeser pun. Rencananya, para nelayan berunjuk rasa ke kantor bupati menuntut beberapa hal soal ini, khususnya soal hak-hak nelayan yang terganggu ekosistem lautnya akibat tumpahan minyak. Di mana kompensasinya belum dibayarkan penuh kepada nelayan terdampak, hal itu mengakibatkan menurunnya hasil tangkapan laut. “Hasil rapat pada 13 Januari, kita siap bergerak demo bupati agar tegas memperingatkan pertamina soal kompensasi dan kejelasan nasib para nelayan,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Desa (Sekdes) Sukajaya Syaikhu mengakui, nelayan berdatangan ke kantor desa pada Senin kemarin (13/1). Mereka, hendak menyampaikan aspirasi karena pendapatannya menurun. Menurut para nelayan, hal itu berkaitan dengan tumpahan minyak Pertamina. Maka dari itu, mereka menuntut kompensasi yang belum turun semua. “Belum pasti juga, intinya mereka menuntut perhatian PHE yang belum membayarkan penuh Kompensasi, sementara sekarang ini pendapatan nelayan sedang menurun drastis,” tuturnya.
VP Relations PHE Ifki Sukarya mengakui sampai saat ini masih ada warga yang belum mendapatkan kompensasi awal. Hal tersebut karena belum adanya data penerima yang valid. “Ya betul, ada warga yang belum mendapatkan kompensasi awal karena data-data yang ada belum clean and clear untuk kebutuhan pembuatan buku rekening bank. Pihak Pokja Karawang masih melakukan proses final penanganan data yang tidak clean and clear untuk disampaikan kepada pihak PHE ONWJ,” paparnya.
Data penerima kompensasi, lanjutnya, ada di Pokja Karawang. Saat ini sedang melakukan penanganan data warga yang sedang dicek ulang. “Kami berharap secepatnya dan kami bersama sama dengan Pokja Karawang terus proses data agar dapat ditransfer ke penerima,” paparnya.
Ifki menegaskan, pemberian kompensasi tidak ada tahap satu, dua dan tiga. Taapi tahap awal dan akhir. “Rencana setelah warga terdampak terbayar kompensasi awalnya, kami akan lakukan penghitungan kompensasi final. Dan untuk penghitungan kompensasi final butuh waktu. Saya gak bisa jelaskan detail,” pungkasnya. (rok/mra)