BERIBADAH: Warga Tionghoa merayakan Imlek dengan beribadah di Kelenteng Kwan Tee Koen Karawang.
KARAWANG, RAKA – Perayaan tahun baru Imlek di Karawang diwarnai dengan hujan. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa turunnya hujan saat tahun baru menandakan berkah, atau keberuntungan pada tahun mendatang.
Sandi Solihin, pengurus Yayasan Darma Prasada Mahameta yang menjadi penanggung jawab Kelenteng Tjou Soe Kong dan Kwan Tee Koen Karawang menuturkan, tahun baru Imlek selalu bertepatan dengan musim hujan. Karena imlek memang merupakan tradisi orang Tionghoa untuk menyambut musim semi. “Iya berdasarkan kalender petani. Makanya harapannya turun hujan. Tapi tidak hujan pun tetap menjadi keberkahan dan bersyukur,” jelasnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, shio tahun ini adalah tikus emas. Sebagaimana karakter seekor tikus yang lincah, gesit dan cerdik, maka pada tahun 2571 ini merupakan tahun yang baik. Namun berdasarkan shio tersebut juga, akan banyak kejadian yang tidak terduga. “Semoga kejadian yang tidak diduga itu merupakan kejadian baik dan membawa keberkahan bagi kita semua,” katanya.
Andreas Susanto (45) warga Cikarang mengatakan, setiap tahun baru Imlek dia rutin melaksanakan ibadah di kelenteng Karawang. Itu merupakan bentuk syukur karena telah diberikan kesehatan melalui tahun sebelumnya. “Intinya kita berterima kasih karena sudah melewati tahun dengan baik. Untuk mengingat juga para leluhur kita,” ucapnya.
Ketua Umum Yayasan Darma Prasada Mahameta Wawan Kurniawan mengatakan, Imlek memang menjadi momentum bagi keturunan Tionghoa untuk melaksanakan ritual peribadatan. Seusai melaksanakan ibadah di kelenteng kemudian berkumpul bersama keluarga sebagai momentum silaturahmi. “Malam ini (tahun baru Imlek) diisi dengan kebaktian kemudian besok juga ada peribadatan yang dilaksanakan bersamaan,” terangnya.
Adapun untuk perayaannya, kata dia, selalu dilakukan pada tanggal 15 kalender Tionghoa yang bertepatan 8 Februari, dengan melaksanakan kegiatan Cap Gomeh. Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan Cap Gomeh di Karawang selalu dilaksanakan dengan meriah dan didatangi dari berbagai kota. “Kalau se-Jawa Barat, kegiatan Cap Gomeh di Karawang paling ramai. Dari luar kota semua pada datang,” ujarnya. (nce)