KARAWANG

Penataan GOR Panatayudha Bertahap

KUMUH: Genangan air di area GOR Panatayudha Karawang masih terlihat sejak hujan turun beberapa waktu lalu. Area GOR Panatayudha ini masih belum selesai, baru gedung dan pembangunan masjid saja yang sedang dilakukan.

Dinas PUPR Fokus Pembangunan Jembatan

KARAWANG, RAKA – Kondisi area GOR Panatayudha kumuh dan terkesan tidak terurus. Selain tumpukan sampah di sejumlah titik, setiap kali diguyur hujan selalu terjadi genangan air yang cukup tinggi.

Sekretaris Dinas PUPR Karawang Asep Hajar mengatakan, pembangunan dan penataan area GOR Panatayudha masih dalam proses. Fasilitas umum yang berada di tengah perkotaan itu memang masih dalam proses pembangunan. Anggaran yang dialokasikan untuk penataan GOR tersebut juga dikeluarkan secara bertahap. “Pembangunannya itu memang bertahap dan belum selesai. Itu memang fasilitas umum yang harus ditata dengan baik jangan sampai kumuh dan berantakan,” katanya, saat dihubungi Radar Karawang, Kamis (6/2).

Dikatakan dia, belum dilanjutkannya pembangunan di area GOR Panatayudha karena masih fokusnya Dinas PUPR terhadap pekerjaan-pekerjaan besar di beberapa titik. “Sekarang kita masih fokus pembangunan jembatan dan akses jalan. Kemarin sudah ada pembangunan gedungnya, sudah ada masjid juga,” ujarnya.

Diteruskannya, untuk saat ini pihaknya masih terus menginventarisir semua dinamika yang terjadi mengenai kondisi GOR Panatayudha. “Karena penataan area GOR itu harus terintegrasi semua,” tambahnya.

Sebelumnya, kondisi kumuhnya GOR Panatayudha itu mendapat kritikan dari beberapa masyarakat. Toni Kurniawan (23) pemuda asal Lampung yang tengah berada di sekitaran GOR itu mengatakan, kondisi itu sangat memprihatinkan. Sehingga membuat tempat yang diketahuinya tempat nongkrong para pemuda itu terlihat kumuh. “Gak enak dipandang yang pasti. Karena air tergenang banyak banget. Ditambah banyak sampah,” katanya.

Salah seorang pemilik warung di sekitaran GOR Panatayudha Mamit (54) menuturkan, genangan air karena tidak adanya saluran pembuangan air. Sehingga jika hujan turun, air mengendap sampai beberapa hari. Genangan air baru bisa surut setelah 3 sampai 4 hari jika tidak ada lagi hujan turun. “Kalau hujan lagi ya tidak bisa diprediksi. Karena gak ada jalan buat air ini ngalir,” tuturnya.

Dikatakan dia, saluran pembuangan air di samping jalan utama memang tersedia. Namun karena posisinya lebih tinggi maka air tidak bisa mengalir. Kondisi itu terjadi sejak musim hujan tahun ini. Karena adanya pembuatan trotoar sehingga posisi saluran lebih tinggi. “Saluran ada di bawah trotoar. Tapi itu lebih tinggi. Harusnya dibuatkan lagi salurannya biar air di sini (genangan) bisa kebuang,” ujarnya.

Sementara pantauan Radar Karawang, sampai Kamis (6/2). Genangan air di area tersebut masih tersisa. Genangan air itu terlihat sejak Sabtu pasca adanya hujan yang cukup deras di Karawang. (nce)

Related Articles

Back to top button