Cilamaya Banjir Lagi
EVAKUASI: Korban banjir dievakuasi menggunakan perahu karet.
Sudah Tiga Kali Terendam
CILAMAYA WETAN, RAKA – Seperti tak ada habisnya, musibah banjir kembali melanda Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan. Sejak pagi, Kamis (6/1) kemarin, beberapa desa yang berada di tepian sungai Cilamaya sibuk dengan air kiriman dari Barugbug-Jatisari.
Terhitung sejak awal tahun 2020, beberapa desa di Kecamatan Cilamaya Wetan sudah 3 kali dilanda banjir. Air Kali Cilamaya kembali meluap sejak Kamis (6/2) sekitar pukul 03.40 WIB. Bahkan sejak pagi, beberapa rumah warga sudah terendam dengan ketinggian air 20-30 sentimeter.

Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aan Susanto menerangkan, setelah didata, terdapat 518 rumah dan 631 KK yang terendam di lima dusun yang berada di Desa Tegalwaru. “Itu data sementara, karena saat ini masih proses evakuasi, yang mengungsi sebanyak dewasa 50 orang dan anak anak 30 orang di majelis taklim dan PAUD Desa Tegalwaru,” terangnya.
Menurut Camat Cilamaya Wetan Basuki Rachmat, penyebab banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Cilamaya Wetan masih seperti yang pertama, yaitu akibat melubernya air sungai Cilamaya. Meskipun curah hujan tidak terlalu tinggi, namun desa-desa di Kecamatan Cilamaya Wetan akan terus dihantui bencana banjir samapai bulan Maret mendatang selama musim hujan belum usai. “Penyebabnya masih sama seperti banjir di awal-awal, kiriman air dari Barugbug-Jatisari melalui luapan Kali Cilamaya,” ucapnya.
Selama tanggul-tanggul Sungai Cilamaya dalam keadaan seperti sekarang ini, masyarakat tidak akan dibuat nyaman. Maka dari itu, dalam waktu dekat ini, ia bersama kepala desa bersangkutan berencana untuk menggeruduk kantor BBWS di Bandung. “Dalam waktu dekat ini saya dan kepala desa akan ke kantor BBWS di Bandung untuk memastikan dan menghentikan kekhawatiran masyarakat,” tegasnya.
Padahal, lanjut Camat Cilamaya Wetan ini, sebelumnya tanggul Sungai Cilamaya ini pernah dipantau dan tinjau langsung oleh pihak BBWS, namun sampai saat ini tidak ada realisisasi. Akibatnya, masyarakat desa yang berada di tepian Sungai Cilamaya terus dihantui banjir. “Saya harap pihak BBWS bisa melakukan normalisasi secepatnya,” ujarnya.
Sementara untuk masyarakat, camat mengimbau agar tetap waspada dan terus memantau keadaan air di Kali Cilamaya. Meskipun di Cilamaya tidak hujan, atau curah hujannya rendah, namun banjir yang melanda wilayah Cilamaya bukan karena itu. “Pokoknya untuk masyarakat agar tetap waspada, pantau terus Kali Cilamaya,” pungkasnya. (rok)