Mahasiswa Rentan Stres
SALAT BERJAMAAH: Mahasiswa muslim wajib salat. Selain menjalankan perintah Allah SWT, juga bisa membuat pikiran dan hati lebih tenang. Terlihat para mahasiswa Unsika sedang salat berjamaah.
Sehatkan Mental Lewat Ibadah
KARAWANG, RAKA – Untuk mendapat gelar sarjana tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak hal yang mesti ditempuh oleh para mahasiswa. Selain harus memperlebar wawasan, kesehatan mental juga tentunya mesti dijaga selama menjalani perkuliahan. “Kesehatan mental itu penting banget, apalagi buat yang semester akhir lagi pusing-pusingya, kalau mental gak kuat kan ada juga yang sampai bunuh diri,” ujar Amelia Tussalichah (20), mahasiswa semester 8 Manajemen Pendidikan Islam Unsika.
Untuk menjaga kondisi jiwanya, Amel memilih untuk melakukan refreshing. Banyak cara yang bisa dilakukan misalnya dengan berbelanja atau sekadar hangout bersama teman-teman. Baginya, mental butuh waktu untuk beristirahat dari beban hidup. “Karena di saat kita refreshing beban kita itu hilang sejenak,” ungkapnya kepada Radar Karawang, Senin (10/2).
Muhammad Fikri (22) mengamini pernyataan teman satu jurusannya. Menurutnya dengan sehatnya mental dapat mengikuti perkuliahan semaksimal mungkin. Untuk menjaga kesehatan mental, mahasiswa mesti memiliki waktu istirahat yang cukup. Selain itu harus selalu berpikir positif, jangan banyak berpikir negatif yang belum tentu benar terjadi. “Pola makan juga ngaruh, kalau dalam Islam ada puasa Senin, Kamis untuk menjaga kesehatan mental,” tuturnya.
Mahasiswa lainnya Tika Kurnia (21) juga merasakan pentingnya kesehatan mental. Tugas akhir yang sedang digarapnya akan terhambat jika dibarengi ketakutan menghadapi sidang akhir. Beda halnya jika selalu optimis, akan ada bekal untuk menjalani perkuliahan. “Dari hal terkecil saja, misalnya kita bergabung dengan orang-orang yang bisa membawa kita ke arah yang positif,” ucapnya.
Pentingnya kesehatan mental ini juga dirasakan oleh mahasiswa baru, salah satunya Taufik Hidayat (19). Dia mengatakan setiap manusia pasti mempunyai aktivitas dan kesibukannya masing-masing. Mahasiswa semester 2 PJKR ini mengatakan, mental sangat erat kaitannya dengan kesehatan badan. Baginya, manajemen waktu itu sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. “Jadwal harus teratur, jangan suka terburu-buru karena dengan begitu pikiran akan tenang dan lebih fokus,” pesannya.
Muhammad Budhi (21), mahasiswa semester 8 Teknik Informastika tidak memungkiri kerap mengalami stres, baik itu karena tugas kuliah yang dirasanya sangat berat, maupun karena beban kerja kelompok yang malah dikerjakannya sendirian. Apalagi perkuliahannya tak lepas dari coding komputer yang memang rumit. Ia mengatasinya dengan melepas beban pikiran melalui ibadah dan berolahraga. “Sering-sering nongkrong lah sama teman-teman, jadi berbagi dan diskusi tentang keluh kesah perkuliahan,” tuturnya.
Terakhir, mahasiswa semester 2 PBSI Haryanto (19). Dia mengatakan selain masalah perkuliahan, banyak faktor yang menyebabkan kesehatan mental terganggu, diantaranya faktor keluarga dan lingkungan. Tapi yang tak kalah penting adalah faktor pribadi, salah satunya adalah terlalu sering rebahan sehingga waktu terbuang sia-sia. Kebanyakan orang yang sering rebahan itu jauh dari lingkungannnya dan kurang pergaulan. “Harus sering-sering melakukan kegiatan yang positif dan produktif. Bergaul untuk bisa bertukar informasi dan bisa kita tanamkan pada diri, hidup itu gak sendiri dan bisa kita modifikasi sendiri, semua kunci yang ada untuk kebaikan hidup itu ada pada diri kita,” pungkasnya. (cr5)