Purwakarta

Warga Purwakarta Kurang Gemar Makan Ikan

CERIA : Anggota DPR Dedi Mulyadi membaur dengan anak-anak saat melakukan sosialisasi gemar makan ikan.

PURWAKARTA, RAKA – Strategi gerakan makan ikan dapat mendekatkan pasar ikan melalui penyediaan ikan-ikan dengan budidaya yang kuat. Hal ini dapat memicu gerakan makan ikan dan membantu pemasaran ikan dalam negeri.

Untuk itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi bersama Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengajak ratusan siswa SD hingga SMA bersama-sama makan ikan segar dalam rangka safari gemar ikan, di Tajug Gede Cilodong, Purwakarta, Rabu (12/2).

Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Agus Suherman mengatakan, secara nasional konsumsi ikan pada 2019 sebanyak 55 kilogram per kapita per tahun, sedangkan di wilayah Purwakarta sebanyak 31 kilogram per kapita dan Karawang 36 kilogram per kapita. “Capaian konsumsi ikan tingkat provinsi itu sudah 39 kilogram per kapita, tapi Purwakarta di tingkat nasional sudah sebanyak 55 kilogram, artinya perlu ditingkatkan lagi sosialisasi gerakan makan ikan,” ujarnya.

Menurutnya, secara nasional hingga 2024 ditargetkan sebesar 60 kilogram per kapita. Tapi sekarang baru di angka 55 kilogram. Purwakarta juga bisa mencapai 40 kilogram atau di atas provinsi sangat mudah karena hanya dapat merubah mainset untuk dilakukan secepatnya.

Ia juga menyarankan meningkatkan program sosialisasi di sekolah dan pesantren juga posyandu terkait gemar makan ikan. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi mengaku ada dua hal masalah konsumsi ikan di warga masyarakat Indonesia ini, yakni mengintegrasikan persoalan penanganan pencemaran dengan kalautan. “Muaranya itu kan dari pencematan baik oleh limbah cair atau plastik dan B3 lainnya, karena yang paling menderita itu laut dan seluruh rangkaian sungai bermuara di laut,” ujar Mantan Bupati Purwakarta ini.

Dedi juga menegaskan, persoalan plastik impor sampah dan impor pembuangan limbah cair ke sungai itu harus berkonsentrasi pada lingkungan hidup, karena masalah ini merupakan ancaman nyata ke depan yang paling besar. “Jadi konsumsi ikan itu mesti ikan yang sehat dan dari perairan yang sehat pula. Kami meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meneliti kadar air perikanan di seluruh Indonesia,” ujarnya. (gan)

Related Articles

Back to top button