Pembangunan di Karawang Berwawasan Lingkungan
KARAWANG, RAKA – Kendati kualitas lingkungan hidup di Karawang dinilai belum optimal, namun sebenarnya masih dapat diatasi dengan cara mengembangkan pola dan kebijakan yang lebih mengarah dan berindikasi terhadap pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Hal itu diungkapkan Pemerhati Lingkungan Tarsoen Woeryono, beberapa waktu lalu. Menurut dia, pembangunan berwawasan lingkungan merupakan pemikiran jangka panjang yang bermuara pada pembinaan masyarakat secara utuh, berdasarkan falsafah hidup Pancasila dengan ciri-ciri keselarasan. Selain hubungan antara manusia dengan Tuhannya, hubungan antara manusia dengan masyarakat, dan hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya.
“Jangkauan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) Kabupaten Karawang, idealnya lebih menititik beratkan terhadap pemanfaatan dan pengembangan potensi sumberdaya alam yang dapat diperbarui,” ucapnya. Untuk itu penggalian potensi sumberdaya alam berbasis ekowisata seperti potensi Gunung Sangga Buana dengan beberapa Curug perlu dioptimalkan.
Disamping rehabilitasi sebagian lahan hutan menjadi hutan raya, taman kahati, dan kawasan konservasi batuan karst, pada dasarnya merupakan potensi sumberdaya alam, selain dapat dimanfaatkan sebagai wahana penyeimbang lingkungan, juga meruapakan daerah tujuan wisata. “Pelaksanaan pembangunan generasi sekarang hendaknya dilakukan secara arif dan bijaksana, hingga akan tercipta pemenuhan kebutuhan untuk mengembangkan orientasi pembangunan yang bersifat lintas-angkatan, dengan mengkaitkan generasi masa kini dan generasi masa datang, serta terjelmanya hubungan solidaritas antar generasi,” tambah dia.
Hal lain yang patut diperhatikan, terkait kerangka relevansinya adalah dimensi kualitas hidup sebagai sasaran temu bagi pembangunan dan pengembangan lingkungan. Warna, mutu dan kualitas lingkungan hidup meningkat sejalan dengan meragamnya aktivitas masyarakat. Untuk itu, kata Tasoen, arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Karawang, lebih diarahkan guna meningkatkan struktur ekonomi yang lebih beragam dan berkelanjutan, berbasis sumberdaya alam yang tersedia, agar pengembangan lingkungan hidup untuk mencapai keseimbangan ekosistem pada pusat-pusat kegiatan ekonomi perkotaan, akan menjadi dinamis dan stabil.
“Kerangka referensi pengembangan lingkungan hidup idealnya juga tidak hanya mencakup dimensi lingkungan alam dengan unsur biologi dan hidroorologis semata, akan tetapi juga mencakup dimensi lingkungan hidup sosial, sehingga terjalin hubungan timbal balik antara manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya,” pungkasnya. (ari)