Penentu Masa Depan Bangsa
Yuniya Agustin
CIKAMPEK, RAKA – Ingin bermanfaat untuk banyak orang serta bisa membantu peran pemerintah dalam mencerdaskan generasi bangsa. Maka tak heran, Yuniya Agustin guru mata pelajaran Teknik Informasi Komputer (TIK) di SMP Al Islam Cikampek ini, selalu bersemangat dan ceria saat mengajar dalam memberikan materi kepada peserta didik.
Pada saat duduk di bangku sekolah dasar, wanita berkelahiran, Temanggung 22 Juni 1997 ini, termotivasi kepada tenaga pendidik yang disukainya itu. Sebab attitude, cara bicara, kebiasaan, cara pandang dalam menganalisa suatu permasalah sangat tajam. “Keinginan untuk menjadi seorang pengajar sangat besar. Tidak saya pikirkan seberapa uang yang diperoleh memang tak sebanding dengan pengorbanan tenaga dan pikiran. Tapi kemuliaan pekerjaannya mendorong saya untuk menjadi seorang guru. Karena saya selalu ingat kata pepatah bahwa guru itu digugu dan ditiru,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Jumat (21/2).
Perempuan yang memiliki wajah cantik ini menambahkan, motto hidup yang dimilikinya tidak termotivasi untuk menjadi sukses, akan tetapi termotivasi ingin menjadi orang yang berharga dan bermanfaat. “Motto ini yang membuat saya yakin, memilih menjadi profesi guru,” tuturnya.
Menurutnya, guru merupakan profesi yang sangat mulia. Sebab, selain bisa membantu peran pemerintah dalam mencerdaskan generasi bangsa serta bisa bermanfaat untuk banyak orang dengan ilmu yang diberikan kepada peserta didik. “Soalnya, seorang guru adalah penentu masa depan bangsa.” ungkapnya.
Ia mengaku, meski hanya satu bulan mengajar, namun sangat berkesan. Setiap kali mengajar dia melihat kepolosan, ketakutan, kebingungan, keceriaan dan kebahagiaan para peserta didik saat memberikan materi. “Ketika siswa mulai mengerti, membuat saya bahagia dan puas. Karena itu suatu pencapaian yang bagus bagi seorang guru,” akunya.
Selain itu, ia juga selalu menerapkan pola pikir bahwa tidak ada murid yang tidak cerdas, hanya saja tingkat kecerdasan dan kemampuan seseorang berbeda-beda. “Saya tidak memandang setiap anak adalah sama,” tambahnya.
Dia berpesan, seluruh siswa agar jangan takut melakukan kesalahan ketika belajar. Tapi khawatirlah dengan diri sendiri ketika berkata paham, akan tetapi hakikatnya malu untuk mengakui bahwa belum paham. “Jadilah generasi yang ber-attitude, berakhlak, dan bermoral,” pesannya. (acu)