KARAWANG

BUMDes Wancimekar tak Punya Direktur

SEPI : Kantor BUMDes Wancimekar terlihat sepi tanpa penghuni.

KARAWANG, RAKA – Sejak meninggalnya direktur BUMDes beberapa waktu lalu, belum ada pergantian struktur baru di BUMDes Wancimekar. Tak sedikit masyarakat yang mempertanyakan kejelasan mengenai status BUMDes tersebut.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Wancimekar Taryadi mengatakan, struktur BUMDes Wancimekar memang harus segera dibentuk ulang. Namun ia berharap pembentukan struktur baru tidak hanya berdasarkan penunjukan oleh kepala desa, tetapi melalui prosedur dan mekanisme yang sudah diatur dalam ketentuan. “Pasca meninggalnya direktur BUMDes kami BPD sudah menyampaikan kepada kepala desa untuk segera pembentukan dan evaluasi BUMDes,” kata Taryadi, kepada Radar Karawang.

Dikatakan Taryadi, proses atau tahapan pembentukan struktur BUMDes harus terlebih dahulu melalui pengkajian tim ahli. Agar usaha yang dijalankan bisa sesuai dengan potensi yang ada di desanya. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan mengundang semua tokoh masyarakat di masing-masing perwakilan untuk melakukan pengkajian potensi ekonomi yang ada di desanya. “Sebelum dibentuk pengurus baru itu terlebih dahulu merumuskan jenis usaha apa yang akan dijalankan. Itu melibatkan para tokoh tentunya,” ujarnya.

Kepala Desa Wancimekar Alih Miharja menuturkan, sudah menerima masukan serta usulan dari BPD mengenai status BUMDes. Belum lama ini ia sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga dari direktur BUMDes yang meninggal. Namun karena belum genap empat puluh hari, maka pergantian dan pelaporan aset belum bisa dilakukan. “Jadi mohon ditunggu sampai 40 hari. Setelah 40 hari nanti akan dibahas bersama sekaligus restruktur pengurus. Saya sudah bicara sama keluarga almarhum,” jelasnya.

Alih mengaku belum mengetahui secara persis berapa dan dalam bentuk apa saja aset yang dimiliki BUMDes Wancimekar. Yang dia ketahui, sebelumnya BUMDes bergerak di bidang konveksi topi dan memiliki beberapa mesin jahit serta mesin bordir. “Nanti kita tanyakan bersama dan catat apa saja aset yang ada. Kalau simpan pinjam dulu pernah diadakan tapi tidak berjalan,” ujar kepala desa yang sudah tiga periode itu.

Masih dikatakan, terkait jenis kegiatan usaha dan pengurus yang akan mengisi kekosongan BUMDes, Alih sepenuhnya menyerahkan kepada para tokoh masyarakat yang nanti berperan dalam musyawarah atau proses pengkajiannya. “Mesin sekiranya mau dilelang untuk modal usaha lain silahkan tergantung kesepakatan. Kalau misalnya masih dilanjutkan juga silahkan. Semuanya tergantung keputusan bersama,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Back to top button