KARAWANG

Bertaruh Nyawa Hadapi si Jago Merah

ATRAKASI: Seorang petugas pemadam kebakaran sedang menunjukan cara mengatasi api yang keluar dari tabung gas.

KARAWANG, RAKA – Pemadam kebakaran adalah pekerjaan penuh risiko yang menjadikan nyawa sebagai taruhan tertinggi. Namun dalam menjalankan tugasnya, seorang pemadam kebakaran tidak boleh mundur, mesti berjibaku untuk meminimalisir korban dalam suatu kejadian kebakaran, baik itu korban harta maupun nyawa. Begitulah yang dirasakan para anggota pemadam kebakaran (Damkar) Karawang yang saat ini dibawah pimpinam Komandan Rohmat S.AP, M.AP.

Komandan Peleton I Damkar Karawang Sayen (43) membagikan sedikit kisahnya selama 15 tahun menjadi bagian pemadam kebakaran. Ia mengatakan, pemadam kebakaran adalah pekerja sosial yang melayani masyarakat. Tugas pokok mereka adalah memadamkam api jika terjadi kebakaran, sebab itulah mereka selalu berjaga selama 24 jam penuh. “Alhamdulillah kami merasa senang bisa melayani maasyarakat Karawang dengan maksimal, dinikmati saja, kalau tidak dinikmati bukan anggota pemadam kebakaran,” tuturnya.

SIAP: Petugas pemadam kebakaran Karawang, Sayen (kiri) dan Bunawan (kanan)

Menjadi pemadam kebakaran adalah panggilan jiwa, menurutnya pada jiwa setiap anggota pemadam tertanam rasa ingim menolong. Dalam melaksanakan tugas yang terpenting adalah sesuai dengan SOP. Resiko yang luar biasa seperti apapun tidak memungkinkan untuk lari begitu saja meninggalkan kejadian.

Sayen tak memungkiri ada rasa khawatir dari keluarganya mengenai pekerjaannya ini. Keluarga selalu memintanya untuk berhati-hati dan menjaga keselamatan dalam bekerja. “Kadang demi menjalankan tugas kita mengenyampingkan keluarga, saat ada kejadian kita fokus untuk menyelamatkan,” ujar anggota Damkar Karawang paling senior ini.

Pemadam kebakaran adalah kerjasama tim, semua harus berkoordinasi dan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Begitupun dengan instansi lainnya, dengan kepolisian misalnya, ada koordinasi agar mereka bisa sampai ke tempat kejadian dengan lancar. Masyarakat juga diharapkan dapat berkoordinasi salah satunya dengan mendahulukan mobil pemadam jika mendapatinya di jalanan.

Hal yang paling berkesan baginya adalah saat bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Sebaliknya, jika terdapat korban jiwa, ia sendiri merasa sedih dan miris. Ia meyakinkan bahwa sebenarnya tim pemadam telah bekerja dengan optimal, hanya saja di setiap kejadian selalu ada kendala berbeda. “Tetap saja itu satu kelemahan bagi pemadam, makanya itu selalu menjadi evaluasi apa yang kita perlukan, apa yang harus kita siapkan,” terangnya.

Selain memadamkan api, banyak permasalahan lainnya yang kerap menjadi tugas pemadam kebakaran. Mulai dari melepaskan cincin yang tersangkut, menyelamatkan hewan, membereskan baliho atau pohon yang tumbang, hingga mengamankan sarang tawon di lingkungan masyarakat. Namun sayangnya masih ada masyarakat yang tidak menghargai pekerjaan ini, seperti adanya telepon tanpa ada kejelasan dan malah dipakai bercanda. “Pemadam kebakaran itu tidak hebat, tanpa adanya kerjasama dengan pihak lain, kepada masyarakat tolong kerjasamanya kalau ada insiden apapun telepon pemadam kebakaran,” tutupnya. (din)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button