HEADLINE

Warga Bekasi Belanja di Pasar Dengklok

LEBIH DEKAT: Warga Pebayuran lebih dekat belanja ke Pasar Rengasdengklok ketimbang ke Bekasi.

RENGASDENGKLOK, RAKA – Aliran sungai Citarum menjadi pembatas antara Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi, terutama jembatan di Kecamatan Rengasdengklok dan Kecamatan Pebayuran menjadi penghubung dua kabupaten di Jawa barat.

Meski beda kabupaten, tak sedikit warga Kecamatan Pebayuran belanja di Pasar Rengasdengklok, pasalnya di kecamatan Pebayuran sendiri tidak terdapat pasar sebesar Rengasdengklok. Ana, warga Dusun Bojongjaya, RT 01 RW 03 Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran mengaku untuk menghemat biaya transportasi dirinya kerap belanja di Pasar Rengasdengklok untuk kebutuhan dagangannya. “Kalau belanja ke Bojong Kedungwaringin kejauhan, mending ke yang lebih dekat aja,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Jumat (6/3).

Adanya jembatan penghubung antara Desa Rengasdengklok Selatan, Dusun Bojongtugu dan Desa Sumbersari, Dusun Bojongjaya ini lebih mempermudah akses untuk kendaraan. Sehingga walaupun volume air Citarum tinggi masih bisa nyebrang, berbeda dengan sebelum adanya jembatan itu masih mengandalkan perahu eret. “Dulu kalau air Citarum banjir, kadang pernah tidak beroperasi, tapi kalau sekarang enak ada jembatan,” kata Ana.

Belum lama ini beberapa rumah di Rengasdengklok Selatan salah satunya di Dusun Bojongtugu ada yang terendam banjir, namun untuk di Desa Sumbersari Dusun Bojongjaya tidak ada yang terendam banjir. “Alhamdulillah kalau di sini gak kena banjir, tapi di Dengklok ada yang banjir,” terangnya.

Tak hanya belanja, warga Kecamatan Pebayuran juga kerap bermain atau nongkrong di pendopo Tugu Kebulatan Tekad, seperti dikatakan Azis (21), warga Pebayuran, sebelum ada jembatan ini dirinya kerap nongkrong di sekitar Tugu Bojong. “Banyak temen-temen juga yang main ke tugu, soalnya di tugu emang rame terus,” katanya.

Iis (50), warga Dusun Bojong Tugu I, Desa Rengasdengklok Selatan mengaku saat hujan berkepanjangan beberapa Minggu lalu rumahnya turut terkena banjir. “Kemarin rumah emak (saya) aja banjir, dulu gak parah kaya gini banjirnya,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button