Uncategorized

Uji Coba Penanganan Hama Tikus Gagal

KANDANG BURUNG : Petani saat melihak burung hantu di kandang pinggir sawah.

CILAMAYA WETAN, RAKA – Tyto Alba atau varietas burung hantu pemburu hama tikus dinilai cukup sukses di lahan persawahan Kecamatan Majalaya. Namun, hal itu belum tentu terjadi saat di kembangkan di Desa Rawagempol Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan.

Musuh alami hama tikus di pesawahan itu, justru mati dalam waktu kurang dari dua bulan. Meskipun sempat dikandangi untuk karantina, namun pengembangan Tyto Alba yang dilakukan mandiri kepala desa itu gagal total.

Kades Rawagempol Wetan, H Udin Abdul Gani mengatakan, selain kurang pendampingan, dirinya hanya coba-coba mengembangkan Tyto Alba, meniru kesuksesan pengembangan di Kecamatan Majalaya. Terhitung, ada 6 burung varietas ini, ia beli seharga hampir Rp4 jutaan, biaya itu belum dengan pembuatan kandang untuk karantina sementara burung. 

Belum dilepas optimal, justru burung Tyto Alba itu mati dalam waktu sebulan. Sehingga, rencana pemangsaan tikus di lahan sawah gagal. “Kita beli jutaan, uji coba sih, eh ternyata pada mati. Mungkin kurang pendampingan dan pengetahuan soal urus hewan yang jadi musuh alami ini,” katanya.

Lebih jauh Udin menambahkan, ia mengaku melakukan uji coba ini karena risih dengan hama tikus yang selalu merusak pertumbuhan tanaman padi, lebih dari itu, upayanya ini kurang mendapat dukungan dari para Kelompok Tani (Poktan) sehingga, harus diakui, pengembangan ini jadi gagal akibat matinya Tyto Alba yang dibelinya. “Risih saja dengan hama tikus, jadi kita coba-coba, akhirnya bener jadi gagal,” keluhnya. (rok)

Related Articles

Back to top button