Pasien Dalam Pengawasan Meninggal
DIMAKAMKAN: Petugas makam mengenakan alat pelindung diri saat menguburkan warga Dusun Bugis Utara, akhir pekan kemarin.
PAKISJAYA, RAKA – Seorang warga Dusun Bugis Utara, Desa Tanahbaru, Kecamatan Pakisjaya, berinisial SB geger diisukan meninggal terpapar corona. Jenazah disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Bugis Utara oleh petugas lengkap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), Sabtu (18/4).
Prosesi pemakaman jenazah dihadiri oleh Muspika Kecamatan Pakisjaya. Kepala Desa Tanahbaru Aripin mengatakan, prosesi pemakaman jenazah warga Dusun Bugis Utara berlangsung layaknya menguburkan jenazah korban virus corona, padahal almarhum tersebut negatif corona. “Dia (almarhum) itu penyakitnya sudah kronis, intinya (penyakit) dia yang terlihat itu lever sudah tujuh bulan,” jelasnya kepada Radar Karawang, Minggu (19/4).
Lebih lanjut, beberapa bulan yang lalu sebelum maraknya virus corona, almarhum juga sudah dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, kemudian setelah menjalankan perawatan selama dua hari, SB tidak berhenti berobat di puskesmas atau dokter di wilayah Pakisjaya. “Kemarin mungkin keadaan fisiknya sudah lemah, keluarga juga mungkin melihatnya sudah beberapa hari (alamarhum) tidak bergerak. Dibawalah ke rumah sakit umum,” kata Aripin.
Lanjut dia, pada waktu itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang sedang menangani pasien corona, akhirnya almarhum dibawa ke Rumah Sakit Dewi Sri. Kata Aripin, tidak banyak komentar setelah diperiksa, almarhum langsung dikenakan baju pengaman atau plastik. “Dapat beberapa jam kemudian langsung dirujuk ke Rumah Sakit Paru (Jatisari), memang (almarhum) fisiknya sudah lemah,” ujarnya.
Aripin menambahkan, almarhum diperlakukan seperti pasien positif corona, karena mungkin dari pihak rumah sakit atau pemerintah ada kekhawatiran. Prosesi pemakaman berlangsung sesuai protokol sebagaimana pemakaman Covid-19. “Sebelumnya juga sudah disosialisasikan oleh pihak Muspika artinya kita antisipasi saja, ya semua juga belum tahu pasti karena memang hasil (tes) yang sebenarnya juga belum keluar pada waktu itu,” pungkasnya.
Aldi, keluarga almarhum meminta pihak Rumah Sakit Dewi Sri bertanggung jawab terkait kebenaran penyebab kematian suami Hernah. Karena pihak rumah sakit tersebut sudah menyatakan bahwa alamarhum terpapar virus corona. Namun sampai detik ini, pihak keluarga belum menerima bukti tes lab corona, kalau memang SB meninggal dunia akibat terkonfirmasi positif corona.
“Almarhum dinyatakan postif corona oleh pihak Rumah Sakit Dewi Sri, namun kabar tersebut hanya disampaikan melalui lisan alias tanpa keterangan pendukung misalnya hasil tes lab. Padahal keberadaan SB di rumah sakit Dewi Sri tidak sampai satu hari, tapi hanya beberapa jam saja. Tiba-tiba katanya ada dokter nyamperin istrinya (Herna), maaf katanya jangan deket sama bapak, bapak katanya kena postif corona,” jelasnya.
Lebih lanjut menurut Aldi, istri SB tidak puas dengan kabar yang disampaikan pihak Rumah Sakit Dewi Sri, karena almarhum tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah saat pandemik Covid-19 ini, hanya saja alamarhum memiliki penyakit lever itupun sudah lama sekitar tujuh bulan yang lalu. Kemudian setelah SB dinyatakan postif corona langsung dilarikan ke Rumah Sakit Paru Jatisari dengan menggunakan ambulans.
“Pas pagi-paginya dapat berita bahwa beliau (SB) itu meninggal,” kata Aldi.
Menurut Aldi, sebelum SB dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Paru, almarhum sempat dibawa ke RSUD Karawang, namun pihak RSUD tidak dapat merawat warga pesisir Karawang tersebut. Kemudian kondisi SB sudah mulai lemah, akhirnya SB dibawa ke RS Dewi Sri. “Waktu itu bayar Rp400 ribu di Dewi Sri yang periksa sempel darah itu, itu juga memang (hasil) patungan ada yang bawa duit Rp200 ribu, ada yang bawa Rp300 ribu ada yang pegoh (150 ribu) sehingga jadi 400 ribu lah,” katanya.
Sementara Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19 Kabupaten Karawang dr Fitra Hergyana mengatakan pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia, Sabtu (18/4). Pasien tersebut juga sudah dimakamkan. Diketahui, PDP tersebut juga sudah memiliki riwayat penyakit akut. “Hari ini kembali kabar duka, PDP meninggal satu orang,” ujar Fitra. (mra)