Karawang

Ajari Anak Berpuasa

BUKA PUASA: Keluarga Zaini Ahmad saat berbuka puasa bersama.

Beri Pujian Jika Berhasil Sampai Magrib

KARAWANG, RAKA – Puasa di bulan Ramadan melatih umat Islam untuk bisa bersabar dalam beribadah. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun mulai diperkenalkan dengan ibadah yang mewajibkan menahan haus dan lapar ini. Tentunya banyak cerita menarik dari para orang tua bagaimana mengajarkan anak berpuasa.

Yulia Hermawati (38) misalnya, ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Tamelang, Kecamatana Purwasari, ini memiliki gadis kecil Qisya Anindya Zaida masih berumur 5 tahun. Ia bersyukur sang buah hati telah diajarkan rukun Islam di sekolahnya, yang salah satu rukunnya adalah puasa. Sehingga sang anak sudah lebih memahami apa itu makna puasa.

Cara Yulia memperkenalkan puasa kepada Qisya dengan bertahap, dimulai dengan berpuasa selama empat jam, kemudian ditambah menjadi enam jam, sampai akhirnya si anak mampu berpuasa sampai waktu magrib. “Tentunya dengan memberitahu kalau puasa itu dimulai dari sebelum salat subuh sampai magrib,” tuturnya, Senin (27/4).

Agar anak semangat, biasanya Yulia memberikan kebebasan bagi anak untuk makan apapun yang disukainya saat sahur dan berbuka. Hasilnya, tiga hari pertama Ramadan ini, Qisya sudah bisa berpuasa meski hanya setengah hari. “Mudah-mudahan Qisya bisa sampai magrib ya,” harapnya.

Ia tak menampik sang anak terkadang rewel karena lapar dan haus. Ia mengalihkan perhatian dengan mengajaknya bermain permainan lipat origami, playdoh, dan permainan kesukaannya yang lain. “Saya juga suka kasih pujian dan hadiah-hadiah kecil supaya Qisya bersemangat untuk berpuasa. Tak lupa juga selalu memberi pujian jika anak berhasil puasa,” katanya.

Ia melanjutkan, salat berjamaah, sahur dan berbuka puasa bersama menjadi momen yang sangat ditunggu sama Qisya. “Dia senang sekali ketika waktu berbuka sudah tiba,” ceritanya.

Hal senada diungkapkan Zaini Ahmad, anak gadisnya Aidila Farhannisa Ahmad yang masih berumur empat tahun juga tengah belajar puasa. Zaini lebih dulu memperkenalkan Allah sebagai Tuhan yang Maha Penyayang dan telah memberi banyak nikmat, sebab itulah seorang muslim wajib mengikuti perintahnya termasuk puasa di bulan Ramadan.

Ia menceritakan, Aidila baru mampu berpuasa selama setengah hari, namun setelah makan siang ia akan melanjutkan puasanya sampai waktu magrib. Menurutnya suasana keluarga harus mendukung agar anak mau belajar berpuasa. “Kalau kita buka bareng sama keluarga, dia juga melihat yang lainnya puasa jadi pengen puasa,” tuturnya.

Anak usia dini sangat wajar jika kerap rewel, seperti Aidila yang masih ketergantungan dengan susu. Zaini mengakui hal ini menjadi kesulitan tersendiri saat mengajarkan puasa. “Kalau nahan lapar bisa, kalau sudah pengen susu ya susah, paling dibujuk kalau buka puasa duluan nanti gak seru saat berbuka, karena dede (Aidila) sendiri yang gak puasa,” ceritanya.

Zaini memberi tips, untuk mengajarkan anak puasa yang terpenting adalah memberi pengertian. Ajarkan puasa secara bertahap, misalkan sampai pukul 10 pagi. Namun jika sudah lewat waktunya, jangan ingatkan anak untuk berbuka, agar anak bisa menyadari bahwa sebenarnya dia kuat berpuasa dari waktu yang telah disepakati.

Dan yang tak kalah penting adalah membiasakan anak turut serta dalam ritual Ramadan seperti sahur, berbuka, dan tarawih. “Minimal walaupun gak puasa, ikut sahurnya, bukanya, tarawih di rumah walaupun gak ikut salat, disediakan mukena dan sajadahnya,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button