Tidak Tertarik Bekerja di Pabrik
Pristi Priswara
BATUJAYA, RAKA – Setelah lulus sekolah SLTA mungkin kebanyakan orang lebih memilih bekerja di perusahaan atau pabrik dengan upah minimum regional (UMR) yang menggiurkan, apalagi pabrik di Kabupaten Karawang ini memiliki gaji yang tinggi.
Tapi berbeda dengan Pristi Priswara, siswa yang masih duduk di kelas XI IPA ini, dia memiliki keinginan untuk menjadi pengusaha dibandingkan bekerja sebagai buruh pabrik, bahkan sampai saat ini dalam benaknya tidak terlintas sedikitpun pun untuk bekerja di perusahaan orang lain. Kata Pristi, menjadi pengusaha merupakan pekerjaan yang menyenangkan, pasalnya tidak terikat waktu jam kerja yang sudah ditentukan perusahaan, terlebih lagi tidak akan ada yang bisa memberhentikan pekerjaannya itu.
“Kalau di pabrik kita tidak bisa selamanya kerja disitu, apalagi kalau putus kontrak kita bisa gigit jari,” jelasnya.
Sebelum turun langsung menjadi pengusaha atau pemodal, lanjut Pristi, dirinya sedang belajar menjadi reseller pin. Hasil penjualan pin ini, dia gunakan untuk menambah uang jajannya.
Keinginan serupa juga dikemukakan Rika Rahmah. Gadis kelahiran Purwakarta 01 Juli 1995 ini terobsesi menjadi pengusaha. Menurutnya, menjadi seorang pengusaha merupakan pekerjaan yang sangat mulia, bisa membantu peran pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan bisa mempermudah dalam melakukan kebaikan. “Dengan menjadi seorang pengusaha, bisa mempekerjakan orang yang ngangur dan bisa menyisihkan uangnya untuk membatu orang yang tidak mampu, serta bisa memberangkatkan orang tua ke tanah suci,” tuturnya.
Untuk mencapai suatu tujuan, lanjutnya, tentu tidak semudah membalikan telapak tangan, harus ada pengorbanan dan perjuangan yang harus dilakukan. Maka tak heran, perempuan yang memiliki wajah manis ini, selalu berusaha denagan maksimal untuk meraih mimpi menjadi kenyataan. “Sekarang saya kerja dulu, agar bisa nabung untuk membuka usaha sendiri, saoalnya ingin menjadi seorang pengusaha,” ungkapnya.(acu/mar)
