Petani Tamanmekar Lirik Padi Jenis Pera
PANGKALAN , RAKA – Petani di Kampung Mekarjaya, Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan berencana mencoba menanam padi jenis Pera. Padi jenis ini dinilai memiliki kualitas yang baik.
Seluas 15.000 meter lahan disiapkan untuk menanam padi jenis pera. Melihat kualitas padi yang bagus, membuat beberapa petani kampung Mekarjaya yang tergabung dalam kelompok Tani Mekarjaya, Desa Tamanmekar berminat tanam padi jenis ini. “Biasanya padi pera selain dikonsumsi biasa juga buat bahan mie instan. Hasilnya pun cukup memuaskan, dari luas total lahan yang di tanam bisa mencapai 6 hingga 7 ton beras, ini membuktikan bahwa kontur tanah di sini cukup baik untuk padi jenis pera,” ujar Petugas Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian dan Peternakan, Kecamatan Pangkalan, Surdi Susanto SP, Selasa (23/10) siang.
Namun diakuinya, belum semua petani ingin menanam padi jenis pera, karena tidak banyak masyarakat masyarakat yang mengkonsumsi padi jenis ini. Salah seorang petani Kampung Mekarjaya, Misnan (47), awalnya dia ragu untuk menanam padi pera. Tapi, setelah melihat hasil panennya cukup memuaskan. “Saya juga enggak tahu bahwa hasilnya akan baik.
Meskipun kemarau cukup panjang, ketersediaan air cukup minim. Memang sebelumnya kami diinformasikan bahwa tanam padi pare memang tidak terlalu banyak sekali perlukan air, ternyata kini hasilnya cukup memuaskan,” terang Misnan.
Petani lainnya, Markum (51), kelebihan menanam padi jenis pera, tahan dengan kondisi air yang minim. Selain itu, harga jual gabahnya pun tinggi, per 100 kilogram dihargai Rp 900 ribu oleh petani. Harganya jauh lebih tinggi jika dibanding padi jenis Cianjur dan pandanwangi. “Sebagian padi pera yang kami uji coba akan kami jual karena harganya cukup lumayan.
Cara perawatannya pun cukup mudah dan tidak terlalu butuhkan ketersediaan air yang banyak, hanya saja hama utamanya yaitu burung saja, kalau yang lainnya seperti hama wereng dan lainnya seperti Blast tidak terlalu banyak sehingga ini cukup mem udahkan kami,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Unit Gawat Darurat Puskesmas Tegalwaru Dr Bubun Bunyamin MM menilai, beras pera lebih sehat ketimbang beras pulen, meski rasanya cenderung tidak enak. “Beras pulen seperti pandanwangi yang lengket, lembut dan lebih mahal itu justru indeks glikemiknya lebih tinggi ketimbang beras pera. Jadi kalau dibandingkan maka beras pera lebih sehat,” jelasnya.
Menurut Dr. Bubun, cara masak dapat mempengaruhi indeks glikemik (GI) suatu makanan. Sebagai contoh, beras pulen akan memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibandingkan beras pera karena kandungannya menjadi semakin halus.
“Beras pera GI-nya lebih rendah dari beras pulen karena kalau dimasak tidak sampai hancur, sehingga butuh proses di saluran cerna yang lebih lama. Jadi gula darahnya tidak langsung tiba-tiba melonjak dan kenyangnya pun lebih lama, maka menurut saya beras jenis Pera malah lebih bagus untuk kesehatan juga,” pungkasnya. (yfn)