PURWASARI, RAKA – Tersiarnya kabar pembangunan jembatan yang menghubungkan Kampung Kiser-Karangtegah, Desa Darawolong dihentikan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membuat geger warga Kecamatan Purwasari. Bahkan sejumlah guru melakukan gerakan dengan turun ke lapangan untuk mendukung pembangunan jembatan tersebut terus berjalan.
Menurut Satpol PP Purwasari, Darim, aksi yang dilakukan oleh PGRI dan sejumlah warga itu didampingi oleh Polisi, TNI dan pemerintahan desa. Namun dalam aksi tersebut tidak ketegangan sama sekali. “Ramai soal jembatan dihentikan LSM, makanya PGRI tutun untuk dukung pembangunan jembatan itu,” ujar Darim, kepada Radar Karawang, Rabu (24/10).
Ia menyampaikan, jembatan tersebut memang sudah lama kondisinya rusak, bahkan tidak bisa dilintasi oleh mobil. Sementara banyak warga yang menggunakan jalan tersebut. “Warga sudah sejak lama menginginkan perbaikan jembatan itu,” ujarnya.
Sementara Kapolsek Purwasari, Ipda Rigel Suhakso menyampaikan, memang benar turunnya guru ke Darawolong karena ada kabar yang tersiar LSM menghentikan pembangunan jembatan. Namun kabar tersebut ternyata tidak benar. Karena saat dikumpulkan dari berbagai pihak, mulai dari warga, Kades, guru, termasuk pemborong, ternyata tidak ada LSM yang menghentikan pekerjaan. “Konfirmasi dari pihak pemborong, berhentinya pembangunan karena pegawainya banyak yang sakit, bukan karena dihentikan LSM,” ujarnya.
Oleh karenanya, tambah Kapolsek, dalam proses musyawarah tidak ada sesuatu yang alot. Bahkan sejumlah guru dan warga yang datang ke tempat juga akhirnya hanya berbincang-bincang saja di sekitar pembangunan jembatan. “Jadi kita hanya ngobrol saja, terus foto-foto,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, salah satu penyebab kenapa pihak PGRI merespon cepat atas kabar yang bredar adalah karena di Kampung Karangtengah banyak siswa yang terhambat untuk melakukan aktivitas belajar. “Di sana banyak siswa, makanya guru-guru turun tangan saat ada kabar penghentian jembatan,” pungkasnya. (zie)
