Uncategorized

Listrik di Cidampa 2 Sempat Diputus

CIAMPEL, RAKA – Ada pemandangan yang mencengangkan di kampung Cidampa 2, Desa kutanegara, Kecamatan Ciampel. Ratusan rumah warga yang ada di kampung tersebut sempat tidak teraliri listrik karena mereka menunggak tagihan listrik.

Meski demikian, kondisi tersebut tidak berlangsung lama, hanya beberapa hari kemudian, pihak pemerintahan desa langsung mengurusnya. Dan kini, ratusan rumah yang sempat gelap di malam hari itu kini kembali terang. “Iyah, sempat diputus, tapi sekarang sudah nyala lagi,” kata Camat Ciampel Agus Sugiono, kepada Radar Karawang, Rabu (24/10).

Ia menyampaikan, sebelum realiri jaringan listrik, warga Cidampa 2 sempat ngerengek agar ada aliran listrik ke setiap rumah mereka. Dengan perjuangan pemerintah serta pihak lain, akhirnya aliran listrik masuk ke kampung tersebut. “Pas ada tagihan listrik, mereka tidak membayar, makanya diputus,” ujarnya.

Ia berharap, berbagai persoalan yang berkaitan dengan hajat masyarakat disampaikan oleh pemerintahan desa di forum minggon. Pasalnya yang lebih mengetahui persoalan yang terjadi di masyarakat adalah pemerintahan desa itu sendiri. “Desa lebih tahu permasalahan di masyarakat, jadi pas rapat minggon sampaikan, agar bisa ditindaklanjuti,” ujarnya.

Khusus untuk persoalan Cidampa 2, bahkan dirinya langsung melakukan konfirmasi ke pemerintahan desa. Sekdes Kutanegara pun mengakui bahwa hal itu merupakan persoalan yang tidak disampaikan kepada pihak kecamatan. “Katanya malu mau ngomong di minggon, soalnya warganya gak bayar tunggakan listrik,” ujarnya.

Salah seorang warga Cidampa 2, Ahmad pernah menyampaikan, pemutusan sambungan listrik ratusan rumah warga itu terjadi karena warga menunggak pembayaran listrik. Tunggakannya mencapai Rp 46 juta. “Permasalahan itu muncul ketika warga keberatan atas besarnya tagihan listrik,” jelasnya.

Pembayaran tagihan listrik tersebut sebenarnya dilakukan secara tanggung renteng setiap bulan.
Saat itu warga mendapatkan aliran listrik dengan menyambung ke trafo milik kawasan industri, karena paling dekat dengan pemukiman. Caranya dengan membentangkan kabel sepanjang 2.000 meter dan melewati perbukitan.

Demi mendapatkan sambungan listrik itu, warga secara swadaya harus mengeluarkan biaya lima kali biaya sambungan biasa atau mencapai lebih dari Rp 5 juta. “Tarif yang dibebankan kepada warga itu bukan dengan tarif konsumen rumah tangga, tapi tarif perusahaan,” tambahnya. (zie)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button