Orang Kaya Minta Bansos Memalukan
KARAWANG, RAKA – Banyaknya pintu keluar mengenai dana bantuan sosial corona membuat para kepala desa kebingungan. Agar bisa menerima bantuan sosial, masyarakat harus menunggu hasil verifikasi dan validasi data, agar tidak tumpang tindih dengan bantuan dari pintu lainnya.
Pasalnya, pembuat gaduh di desa seringkali ditumpangi oleh orang-orang yang notabene kemampuan atau taraf hidupnya mampu. Artinya, sekelompok masyarakat yang memiliki keinginan untuk mendapatkan bantuan, bukan masyarakat yang membutuhkan. Kepala Desa Muara Baru Ato Sukanto mengatakan, sebelum datanya benar-benar valid sesuai dengan jumlah masyarakat yang membutuhkan, pihaknya terus lakukan verifikasi data. Agar ketika bantuan dikucurkan, masyarakat yang benar-benar membutuhkan tersebut yang akan menerima. “Soalnya, kadang-kadang masyarakat mampu yang menginginkan bantuan yang bikin rame mah. Padahal, bantuan ini jelas buat masyarakat kurang mampu,” katanya.
Pendamping Desa Kecamatan Cilamaya Wetan Syukroni mengatakan, ini menjadi tugas pamong desa untuk memberikan sosialisasi atau pemahaman kepada masyarakat kategori mampu ini, agar mereka menyadari kemana bantuan ini bisa direalisasikan.
Syukroni juga menganggap hal itu wajar, karena saat ini masyarakat sedang mengalami krisis mental. Maka tak heran jika keinginannya disamakan dengan masyarakat kurang mampu. “Mereka yang menginginkan bantuan dan membuat ricuh ini memang rata-rata masyarakat dengan kategori mampu, memiliki pendidikan, pengalaman dan power di kampungnya. Sehingga memprovokasi masyarakat lainnya,” tegasnya.
Untuk itu, Syukroni meminta agar pamong desa terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat menganai bantuan Covid-19 ini. Terlebih bantuan ini tidak hanya satu pintu saja. “Karena ada dua tipe masyarakat. Yang mampu ingin diberi, ada juga yang membutuhkan. Yang menginginkan dan yang menginginkan itu kadang-kadang lebih sangar yang menginginkan,” tutupnya. (rok)