Uncategorized

Harga Rajungan Belum Stabil

MELAUT: Nelayan menepikan perahunya usai melaut.

CILAMAYA KULON, RAKA- Sejak wabah Covid-19 berlangsung, sejumlah waralaba di Malaysia dan Singapura mulai membuka lagi rajungan asal Pasirputih Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon, hanya saja harganya masih rendah.

Manajer Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasirputih Yusuf Ismail mengatakan, harga normal rajungan di kisaran Rp75 ribu perkilogram. Namun, selama sebulan lebih, rajungan hasil melaut di perairan laut Jawa, Kalimantan dan Sumatera tersebut, masih di banderol Rp40-50 ribu perkilogramnya. “Itu karena sejumlah negara yang menerapkan lockdown dan masa pencegahan Covid-19, sehingga suplai ekspor menurun drastis hingga mengalami kerugian miliaran rupiah,” katanya.

Bayangkan saja dalam sekali melaut, lanjutnya, nelayan bisa sampai 12 hari, dan mereka harus dibekali biaya Rp30 jutaan, baik es balok, solar, panganan dan lainnya, kalau dibanderol harga rendah, nelayan hanya dapat kembali modal saja. “Malaysia dan Singapura waralabanya sudah mulai buka lagi, mereka sedang ngetrend sajian asparagus, jadi banyak diminati,” ucapnya.

Menurutnya, hasil tangkapan yang mencapai 1 ton, kalau dihargai Rp75 ribu perkilogramnya bisa tembus Rp 75 jutaan, sementara kalau di banderol harga Rp35 ribu, nelayan hanya kembali modal melaut saja. Akibat penurunan harga dan wabah covid-19 yang entah sampai kapan berakhirnya, pihak TPI menyetop sementara retribusi para nelayan. “Kalau modal melaut Rp 30 juta, harganya Rp 30 ribu/kg, dapat 1 ton hanya balik modal, makanya saya harapkan wabah segera berakhir dan harga bisa kembali normal dikisaran Rp75 ribu perkilogramnya,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button