Kriteria Kemiskinan Dinilai tak Update
DISKUSI: Pendamping Desa Cilamaya Wetan Syukroni berdiskusi soal kriteria kemiskinan.
CILAMAYA WETAN, RAKA – Nampaknya pendataan bagi masyarakat kurang mampu di Kabupaten Karawang mesti dibenahi. Bagaimana tidak, setiap kali bantuan dari pemerintah turun, kegaduhan di tengah masyarakat terus saja terulang.
Terlebih ketika bantuan ini ditujukan kepada masyarakat kurang mampu, hampir setiap kali bantuan turun, pemerintah desa harus melakukan data ulang karena tidak sesuai dengan realita di lapangan. “Mulai dari tidak tepat sasaran bantuan, dobel data, tampang tindih data, bahkan hingga masyarakat yang meninggal pun masih saja terdata dan tertulis sebagai penerima,” ujar Sekretaris Apdesi Karawang Alek Sukardi kepada Radar Karawang.
Menurutnya, verifikasi dan validasi data masyarakat kurang mampu ini harus menjadi PR steakhokder dari berbagai tahapan. Mulai dari kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat. Karena dampaknya akan sangat terasa ketika turun bantuan. “Apalagi seperti sekarang ini, bantuan sosial corona, semua kades dibuat puyeng dengan data yang tidak valid,” ketusnya.
Di sisi lain, 14 kriteria kemiskinan ini sudah seharusnya dirubah menyesuaikan perkembangan masyarakat saat ini. Salah satu contohnya, kondisi rumah tangga kurang mampu dilihat dari lantainya yang masih tanah, kadang dinilai tidak mampu karena melihat fisik, sementara masing-masing memiliki sepeda motor lebih dari satu.
Jika mengacu kepada 14 kriteria rumah tangga kurang mampu ini, ia merasa di tengah hamparan Kabupaten Karawang ini tidak lebih dari 10 rumah. Itupun mereka yang tinggal di hutan atau bantaran kali. “Setelah ada rutilahu, mana ada rumah berlantai tanah. Kalau ada juga gak lebih dari 10 rumah,” ujarnya.
Melihat dari satu komponen saja, kata Alek sudah membuktikan, jika kriteria keluarga kurang mampu ini sudah tidak cocok dengan aturan yang terlihat baku. Sementara, masyarakat mulai maju dari sisi perekonomian dan taraf kehidupannya. Hanya saja, Alek menyayangkan, jika kemajuan ini tidak diimbangi dengan kemampuan dan kepekaan para petingginya. “Coba kriterianya ganti, bukan kepada fisik saja, tapi melihat usaha dan pekerjaan yang dilakukannya, cukup tidak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekolah,” ujarnya.
Di tempat berbeda, Pendamping Desa Cilamaya Wetan Syukroni mengatakan, jika pemerintah tetap keukeuh menerapkan 14 komponen rumah tangga miskin seperti itu, bisa dipastikan miskinnya sudah sangat akut. Menurutnya, 14 kriteria ini hanya acuan atau panduan saja. “Kalau harus sesuai dengan aturan 14 kriteria itu, di Karawang tidak ada yang miskin, karena masing-masing punya kendaraan. Di 14 kriteria itu, paling dipilih tiga atau empat komponen, baru dinyatakan warga kurang mampu,” katanya. (rok)